Daerah

IPNU-IPPNU Purwakarta Tegaskan 3B Kunci Pelajar Hebat

NU Online  ·  Jumat, 19 Juni 2015 | 04:15 WIB

Purwakarta, NU Online
Pelajar hebat menjadi cita-cita mayoritas remaja. Yang disebut pelajar hebat adalah mereka yang memiliki cita-cita atau tujuan hidup. Dengan cita-cita yang tersimpan dalam dada, semangat (ghirah) belajar akan senantiasa tumbuh tinggi.<>

Demikian dikatakan Pengurus Cabang Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Purwakarta Adi Setiawan pada Seminar “Pelajar Hebat Pilar Pemimpin Umat”, menjelang puasa pekan lalu.

“Ketika pelajar hari ini punya cita luhur ingin memimpin negeri ini atau menjadi manusia yg bermanfaat bagi orang lain, tentu harus didasarkan pada kata kunci (password) tertentu. Kuncinya dari semua itu adalah 3B: Belajar, Berjuang dan Bertaqwa,” ujar Adi Setiawan dalam rilis yang diterima NU Online.

Jika para pelajar mau berbenah menjadi pelajar hebat, tambah Adi, mereka akan mampu menjadi pemimpin yang amanah dan jujur. “Sebab, yang dibutuhkan para pemimpin negara hari ini bukan hanya kepintaran saja. Namun, terpenting adalah kejujuran,” tandasnya.

Senada dengan Ketua IPNU, Ketua IPPNU Purwakarta Ade Irma mengajak para pelajar agar mau dan mampu disiplin dalam segala bidang. Disiplin waktu dengan membiasakan diri tidak menyia-nyiakan waktu. “Niscaya waktu kawan-kawan tidak terbuang sia sia begitu saja,” ujar Irma di hadapan ratusan pelajar.

Ketua PW IPPNU Jawa Barat Nunung Nurjannah menyebutkan, kenapa hari ini pelajar banyak yang tawuran, seks bebas, keluyuran, narkoba dsb, dikarenakan karna banyak kekosongan waktu yg tidak dimanfaatkan.

“Makanya, kalau siswa dan siswi masuk IPNU-IPPNU tentu tidak akan mengenal hal-hal negatif tersebut. Sebab, di organisasi ini diajarkan cara memanfaatkan waktu, juga banyak kegiatan positif lain yang bisa kalian ikuti,” ujar Nunung.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam pidatonya mengatakan pelajar hebat adalah pelajar yang mempunyai sembilan karakter yang berasal dari nilai luhur universal. Pertama, cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya. Kedua, kemandirian dan tanggungjawab. Ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis. Keempat, hormat dan santun.

“Kelima, dermawan, tolong-menolong dan gotong royong. Keenam, percaya diri dan pekerja keras. Ketujuh, kepemimpinan dan keadilan. Kedelapan, baik dan rendah hati. Terakhir, kesembilan, toleransi, kedamaian, dan kesatuan,” papar bupati.

Menurut Dedi, dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. “Kecerdasan emosi (emotional quotion) merupakan bekal penting bagi masa depan anak. Karena anak akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk di dunia akademis,” ujarnya.

Seminar yang digelar di Gedung Dakwah Kabupaten Purwakarta ini merupakan hasil kerjasama dengan Pengurus Putri Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Purwakarta Jawa Barat. Hadir dalam acara tersebut ratusan siswa dari berbagai sekolah dan madrasah di Purwakarta.

Selain para pengurus PC IPNU-IPPNU, hadir dalam seminar tersebut 200 peserta dari perwakilan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA-MA-SMK, Badan Eksekutif Mahasiswa beberapa kampus dan Ikatan Remaja Masjid di seluruh Purwakarta. (Musthofa Asrori/Fathoni)