Daerah

Innalillahi, Mbah Tolis yang Butuh Bantuan, Kini Telah Tiada

NU Online  ·  Rabu, 20 Juni 2018 | 16:20 WIB

Innalillahi, Mbah Tolis yang Butuh Bantuan, Kini Telah Tiada

Mbah Tolis marbot masjid, telah tiada

Jombang, NU Online
Salah seorang marbot masjid, Mbah Tolis yang terkena penyakit jantung dan hernia kini sudah wafat, Rabu (20/6) malam. Padahal sebelumnya beberapa donatur telah bersedia membantu meringankan penyakitnya dengan menyalurkan sebagian rezekinya melalui PC LAZISNU Jombang.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kabar duka Mbah Tolis meninggal dunia. Kabar dari Firzam Ketua UPZIS Peterongan Jombang," kata Direktur Pengurus Cabang (PC) LAZISNU Jombang Ahmad Zainudin, Rabu (20/6) malam.

Ia menuturkan, terhitung dari dua hari sebelumnya, dirinya menerima sejumlah bantuan dari para donatur untuk diberikan kepada salah seorang warga asal Dusun Senden, Desa Senden, Kecamatan Peterongan Jombang itu. "Dua hari ini sudah banyak donatur berpartisipasi. Ada dari Jakarta, Bandung dan Surabaya," ujar Gok Din sapaan akrabnya.

Diketahui Mbah Tolis takut dengan obat medis dan juga suntikan medis. Maka sebelumnya, PC Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dibantu UPZIS Peterongan mengupayakan pengobatan alternatif dengan cara antar jemput pakai mobil LAZISNU.

"Dan pembiayaan seluruhnya ditanggung donatur via PC LAZISNU," ucapnya.

Rencana itu juga sudah dikoordinasikan dengan yang bersangkutan. Mbah Tolis pun bersedia akan diantar berobat pada Kamis (21/6) keesokan harinya sekitar pukul 06:00 WIB.

"Besok pagi jam 6 kita sebenarnya sudah janjian mengantar beliau berobat," ucap pria yang juga salah seorang dosen di Universitas KH Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas Jombang ini.

Seperti diberitakan NU Online sebelumnya, Mbah Tolis semenjak sakit hanya dirawat oleh adiknya sebab tidak memiliki istri. Di masa sehatnya, Mbah Tolis selain seorang marbot masjid, ia juga hanya pencari rumput di sekitar rumahnya.

"Sehari-hari beliau sebagai marbot masjid dan pencari rumput di sekitar rumahnya," ujar Gok Din.

Dan agar dapat meringankan beban penyakit yang dialaminya, sampai ia hanya mengandalkan bantuan tenaga adiknya. Kendati demikian, sang adik pun tidak bisa membawanya berobat ke dokter seperti orang-orang mayoritas saat sedang sakit. (Syamsul Arifin/Muiz)