Pekalongan, NU Online
Sebanyak 55 santri dari 14 pondok pesantren se Jawa Tengah diberi pelatihan membatik oleh Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah. Mereka merupakan perwalikan santri dari sejumlah wilayah seperti Semarang, Purwokerto, Solo serta kabupaten kota di eks Karesidenan Pekalongan.
Pelatihan digelar selama tiga hari, yakni 10-12 April 2018 di Ponpes Alquran Buaran, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, Novianti Wulandari menjelaskan, kegiatan pelatihan digelar sebagai upaya memberikan bekal kepada para santri untuk bekal berwirausaha ke depan.
Dikatakan, selain diberikan pelatihan membatik, para santri juga diberikan motivasi tentang kewirausahaan.
"Kami harapkan pelatihan ini dapat menjadi motivasi bagi para santri agar dapat mengembangkan wirausaha setelah lulus nanti. Usai pelatihan, mereka juga diharapkan dapat menularkan pengetahuan tentang batik kepada santri lain di lingkungan pondok pesantren masing-masing," harapnya.
Novianti menambahkan, kegiatan kali ini juga bagian dari road to festival ekonomi syariah yang puncaknya akan dilaksanakan pada 2-4 Mei mendatang di Semarang.
Selain memberikan pelatihan, BI juga ingin agar santri memiliki wawasan tentang perkembangan teknologi digitalisasi ekonomi yang tengah berkembang.
"Dengan memiliki wawasan tersebut, maka santri tidak akan tertinggal dan bisa terus mengikuti perkembangan zaman," katanya.
Ketua Pengurus Ponpes Alquran Buaran, Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menambahkan, keberadaan santri juga perlu diperhatikan dari sisi pengembangan potensi untuk berwirausaha, salah satunya diberikan wawasan mengenai wirausaha batik.
"Jadi santri juga perlu diberikan pengenalan tentang batik. Selain sebagai bekal pengetahuan untuk mengembangkan wirausaha di bidang batik, santri juga harus diajak bersama mencintai batik," katanya.
Diberikannya pelatihan batik kepada santri, juga merupakan salah satu upaya pengembangan usaha batik. Sebab menurut Afzan, salah satu problem usaha batik yakni tentang tenaga kerja. Sehingga dengan pelatihan tersebut, selain mendorong agar santri dapat berwirausaha juga dapat memberikan ketrampilan yang dapat menjadi modal bagi para santri untuk pengembangan diri kedepan.
"Sehingga batik di Kota Pekalongan ini terus terpelihara dan dapat terus tumbuh," katanya. (Muiz)