Jombang, NU Online
Adanya media sosial (medsos) yang kian berkembang belakangan ini sebetulnya merupakan buah hasil dari produk pendidikan yang juga semakin berkembang. Dunia pendidikanlah yang mendorong berbagai lapisan masyarakat untuk berinovasi lebih kaya, termasuk keberadaan sejumlah medsos sekarang ini.
Namun demikian, faktanya fungsi media sosial tak berjalan mulus, terutama untuk mengembangkan dunia pendidikan. Bahkan sebaliknya, sebab perkembangan medsos itu dunia pendidikan kian terancam.
Hal itu disampaikan Asisten 1 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Purwanto dalam kegiatan Silaturahim dan Deklarasi Masyarakat Jombang Anti Hoaks, Senin (2/7) di Pendopo Pemkab Jombang.
Ia memaparkan, ancaman yang serius akan terjadi di dunia pendidikan sebab kelompok-kelompok yang dengan sengaja menyebarkan informasi palsu atau hoaks, provokasi untuk mengadu domba lewat medsos, terutama di lingkungan pendidikan.
"Perkembangan media sosial merupakan dampak kemajuan pendidikan, namun kalau tidak dijaga dengan benar dan tidak digunakan dengan baik akan mengancam kepada dunia pendidikan itu sendiri," jelasnya.
Oleh karenanya, hoaks harus dilawan dengan serius. Berbagai pihak harus satu misi dalam hal memerangi hoaks. "Harapan kita menggugah kita semua dari semua unsur untuk bersama-sama memerangi informasi hoaks," tuturnya.
Di samping dunia pendidikan yang terancam, menurutnya, konflik horisontal juga tak bisa dibendung karena penyebaran hoaks tersebut. Bahkan, kegaduhan di lingkungan masyarakat pun cenderung terjadi. "Untuk itu, mari niat ibadah dengan kita bersama-sama mencegah Jombang harus bersih dari hoaks atau fitnah," ujar dia.
Lebih dari itu, pria yang kerap disapa Pak Pur ini menuturkan, hoaks atau fitnah tidak dibenarkan oleh agama apapun yang ada di tanah air ini. Dan memerangi hoaks merupakan tanggung jawab bersama lantaran penyebarannya kian masif.
"Disadari atau tidak bahwa melawan hoaks adalah perintah semua agama yang ada di tanah air ini, semua agama tidak membolehkan menfitnah dan mengadu domba," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)