Jombang, NU Online
Informasi bohong atau hoaks tidak semata cenderung menimbulkan perpecahan antara elemen masyarakat. Lain dari itu, hoaks yang tersebar di tengah masyarakat secara masif dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.
Perihal ini disampaikan Dosen Psikologi Komunikasi Universitas Islam Majapahit Cahya Suryani saat melakukan dialog di Radio Suara Jombang FM, Selasa (24/7).
Ia menjelaskan, terkait tahapan-tahapan sebuah informasi memengaruhi kesehatan mental seseorang. Menurut pandangannya, informasi yang tidak benar yang diterima seseorang dengan intensif, maka ada kecenderungan akan melekat di benaknya, dan kemudian akan membentuk sebuah persepsi.
Dan persepsi seseorang, imbuhnya, merupakan penafsiran dari kesan-kesan yang kemudian akan diberi makna. Dalam tahap memberikan makna ini, kata dia, terkadang akan salah kaprah, menganggap benar meski sebetulnya salah seperti hoaks itu.
"Kemudian persepsi individu akan bergeser kepada persepsi sosial, lalu akan menjadi prasangka tidak baik," ulasnya.
Ia memaparkan, prasangka-prasangka yang buruk yang terus berkembang di tengah masyarakat akan sangat berbahaya. Apalagi tidak ada upaya menyadarkan atau memberikan edukasi dari lingkungan mereka.
"Apalagi disertai sikap masyarakat yang tidak cermat dengan peristiwa penyebaran hoaks," ungkapnya. (Syamsul Arifin/Muiz)