Bantul, NU Online
Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar road show kewirausahaan di beberapa pesantren. Pesantren perdana dikunjungi adalah Al Imdad, Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul pada Ahad (14/7).
<>
Selain melibatkan santriwan dan santriwati pesantren asuhan penasehat Hipsi DIY Kiai Habib Syakur, kegiatan ini juga bekerjasama dengan Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris (FKPT) dan PC IPNU-IPPNU Bantul. KH Abdul Muhaimin, pengasuh Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta hadir mewakili FKPT.
Awalnya, kegiatan akan dimulai pada pukul 09.00, namun karenakan terdapat kendala, kegiatan baru dimulai pada sekitar pukul 11.00. Kendati demikian, hal itu tak mengurangi antusiasme santri dalam mengikuti acara.
Ketua HIPSI DIY, Ahmad Bukhori Al-Zahrowi, terlebih dahulu menjelaskan tentang Hipsi, posisinya, serta perbedaannya dengan HPN (Himpunan Pengusaha Nahdliyin). “HIPSI berbeda dengan HPN. Perbedaannya, HIPSI lebih terfokus pada santri, yang berusia di bawah 45 tahun,” ungkapnya.
Kemudian, pria yang juga Bendahara GP Ansor DIY tersebut memberikan motivasi dan trik santri untuk menjadi seorang pengusaha. Menurutnya, hal pertama yang harus ada pada seorang pengusaha adalah disiplin yang tinggi. Dimana disiplin tersebut dapat diterapkan oleh santri sejak dini di pesantren.
“Untuk menjadi pengusaha itu nggak muluk-muluk, nggak harus langsung jualan di pasar gitu. Yang terpenting adalah belajar disiplin sejak dini,” jelasnya yang segera diikuti gelak tawa para santri.
Ia menambahkan, pihaknya ingin merubah cara berpikir santri, bagaimana cara disiplin dan tanggungjawab terhadap diri sendiri.
Lalu ia pun mencontohkan, bahwa ketika anaknya akan berangkat nyantri di Pesantren Ar Risalah, Kediri, ia telebih dahulu ‘mencuci otak’nya untuk mengedepankan kedisiplinan di dalam beraktivitas.
Ia bekeyakinan, bahwa jika santri telah diajari disiplin sejak dini, maka ke depan, ia akan dapat membawa perubahan. “Kalau dari kecil udah diajari, maka insya Allah ke depan akan terjadi perubahan,” tandasnya.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua