Hindari Mobilisasi Massa, GP Ansor Jepara Diminta Melek Politik
NU Online · Sabtu, 10 Februari 2018 | 22:03 WIB
Di masyarakat sebagian besar generasi muda tidak bisa membedakan antara politik dan kekuasaan. Hal itu disebabkan oleh proses pembodohan politik yang selama ini terjadi di masyarakat.
Generasi muda yang kurang terdidik secara politik cenderung pasif dan mudah dimobilisasi untuk kepentingan pribadi atau jabatan dari para elite politik.
Akibatnya sering terjadi disintegrasi lokal, di mana antarkelompok masyarakat dan atau antarmassa pendukung pasangan atau calon tertentu saling sikut-menyikut karena beda pilihan politik.
Berdasarkan realitas tersebut Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Jepara mengadakan pendidikan politik yang bertema “Menumbuhkan Partisipasi Politik bagi Generasi Muda.”
Kegiatan yang dilaksanakan Jumat, (9/2) di Gedung MWC NU Pecangaan Kabupaten Jepara itu diikuti 60 kader Ansor. Sebagai narasumber kegiatan itu anggota KPU Jepara Anik Solikatun dan anggota DPRD Ahmad Harmoko.
Ketua panitia M Jauharul Haq menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik masyarakat khususnya kader Ansor dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua GP Ansor Jepara H Samsul Arifin mengatakan, kader Ansor jangan alergi politik karena politik itu tidak hanya politik praktis tetapi ada politik kebangsaan dan kerakyatan yang hal itu telah digagas dan dilaksanakan oleh para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama.
Anik Solikatun yang diberi kesempatan pertama berbicara menyampaikam materi perihal peran GP Ansor dalam meningkatkan partisipasi politik.
Ia mengatakan, Ansor harus menjadi kelompok sadar politik karena politik itu berkaitan erat dengan kebijakan hajat hidup orang banyak.
“Jika politisi atau pemimpin (bupati, gubernur atau pun presiden) itu korup dan tidak merakyat jangan salahkan mereka karena hal itu hasil pilihan kita,” kata Anik.
Lebih lanjut perempuan yang akrab disapa Mbak Anik itu menambahkan, “Bila kita membincang partisipasi itu bukan semata-mata tingkat kehadiran pada saat hari H (waktu coblos) akan tetapi keaktifan kita dalam mengikuti dan memantau penyelenggaraan pemilu mulai tahapan awal sampai tahapan akhir pemilu,” lanjutnya.
Anik juga menyampaikan partisipasi kader Ansor dalam pemilu bisa diwujudkan dengan menjadi penyelenggara pemilu, pengawas pemilu atau pun peserta pemilu. Ia mewanti-wanti untuk menjadi peserta pemilu harus jujur dan berintegritas.
Ahmad Harmoko menjelaskan kader Ansor harus melek politik. “Kalau tidak melek politik, akan menjadi korban dari politik itu sendiri,” paparnya.
Ahmad Harmoko yang telah menjadi anggota DPRD 2 periode itu mengungkapkan partisipasi politik bisa disalurkan dengan memberikan kritik, masukan, dan kontrol pada dewan maupun eksekutif/bupati. (Kunjariyanto-Mustaqim/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua