Daerah

Hebat, Tim Universitas Islam Jember Raih Juara 1 LKTIN

Sel, 23 Juni 2020 | 04:30 WIB

Hebat, Tim Universitas Islam Jember Raih Juara 1 LKTIN

Tim LKTIN Universitas Islam Jember, dari kiri: Angel Ardila (ketua tim), Ika Andani dan Adbul Jalil. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Tak disangka, tak diduga. Tim Universitas Islam Jember (UIJ) berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) MIPA Road to Scientific Paper and Seminar #7 (MARSS#7), Ahad (21/6).  Lomba yang mengusung tema Optimalisasi Peran Generasi Emas Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Global melalui Pembangunan Sumber Daya dan IPTEKS pada Era Revolusi Industri 4.0 tersebut diselenggarakan secara daring oleh Universtias Negeri Yogyakarta. Pesertanya mencapai  164 tim dari berbagai perguruan tinggi di Nusantara.


“Terus terang, saya tidak pernah menyangka bakal dapat juara. Sebab, lomba itu skala nasional, sehingga pesertanya  pasti banyak, dan berasal dari perguruan tinggi bonafid, tentunya,” ujar ketua tim UIJ, Angel Ardila di kediamannya, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember kepada NU Online, Senin (22/6).


Selain Angel, anggota tim lain adalah Ika Andani dari Balung, dan Abdul Jalil dari Wuluhan. Mereka adalah mahasiswa semester 4 jurusan pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)  UIJ.


Dalam lomba itu, tim dari perguruan tinggi milik  PCNU Jember tersebut mengangkat tema soal energi terbarukan. Menurut Angel, energi terbarukan harus terus-menerus dikumandangkan menyusul kian menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan sebagainya. Populasi penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan, dan mengakibatkan kebutuhan energi listrik semakin meninggi. Di sisi lain, untuk mencukupi kebutuhan listrik dan sebagainya, Indonesia masih bergantung pada energi fosil.  


“Apalagi dalam 1 tahun terakhir tarif listrik semakin melambung. Dan PLN konon terus merugi. Maka energi terbarukan sudah harus mulai disosialisasikan,” terangnya.


 Angel menambahkan, sesungguhnya Indonesia mempunyai kekayaan alam yang alami, misalnya cahaya matahari, angin, air, biogas dan sebagainya. Kekayaan alam tersebut tersedia tanpa batas, dan bisa dimanfaatkan (jika mau)  untuk sumber energi. Sedangkan energi yang berasal dari fosil seperti batu bara, gas alam, dan sejenisnya, harganya semakin lama semakin naik karena stoknya terbatas.


“Maka mau tidak mau, kita perlu berpikir untuk mencari altenatif sumber alam guna menghasilkan energi,” terangnya.


Dalam karyanya yang berjudul Inovasi Daya Photovoltaic Module Menggunakan Fresnair sebagai Energi Listrik Alternatif Guna Menghadapi Krisis Energi di Masa Depan itu,  tim UIJ berinovasi untuk menciptakan  tenaga listrik dengan memanfaatkan sinar matahari. Yaitu menggunakan panel surya biasa, kemudian digabungkan dengan fresnel lens dan dialiri oleh air mengalir agar energi yang dihasilkan bisa lebih banyak. Sebab, cara kerja fresnel lens itu sama seperti lup (kaca pembesar), yaitu untuk memfokuskan cahaya agar cahaya yang diserap lebih banyak. Sedangkan airnya  hanya untuk mendinginkan panel karena sifat dari air yang lebih sulit untuk menyerap kalor.


“Sehingga panel suryanya tidak terlalu cepat panas,” pungkasnya.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi