Semarang, NU Online
Universitas Negeri Semarang (Unnes) memberikan kuota bagi calon mahasiswa yang hafal Al-Qur'an atau kitab dari agama lainnya. Calon mahasiswa tersebut tidak akan dikenakan biaya pendaftaran dan uang pangkal.
Kepala UPT Humas Unnes, Hendi Pratama mengatakan, jika pihak kampus memberikan hak bagi semua calon mahasiswa yang mendaftar seleksi mandiri yang dibuka sejak 10 Mei sampai 8 Juli mendatang, terutama bagi yang berprestasi dalam bidang agama. Misalnya, penghafal Al-Qur'an dan kitab agama lainnya.
“Bagi kami prestasi menjadi penghafal Al-Qur'an bukanlah prestasi yang mudah. Bagi kami itu setara dengan prestasi nasional karena cara menghafal Al-Qur'an sarat dengan muatan akademis pula,” katanya, Senin (2/7) sebagaimana dikutip radarsemarang.com
Seleksi mandiri sendiri memiliki kuota sebesar 30 persen dari seluruh jumlah mahasiswa yang diterima. Khusus jalur masuk seleksi mandiri berdasarkan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2017, mengizinkan perguruan tinggi negeri memberlakukan uang pangkal bagi peserta yang lolos Seleksi Mandiri.
“Uang pangkal minimal Rp5 juta dan maksimal Rp15 juta, ini sesuai dengan aturan yang ada. Namun semua gratis bagi mereka penghafal Al-Qur'an dan kitab agama lainnya,” tegasnya.
Beasiswa bagi penghafal Al-Qur'an sendiri, lanjut Hendi, sudah berjalan tiga tahun terakhir. Tahun lalu, dalam seleksi mandiri ada sekitar 10 mahasiswa yang diterima karena menghafal Al-Qur'an. Pihaknya menegaskan, tak ada pembatasan kuota khsusus bagi pendaftar mahasiswa jalur penghafal Al-Qur'an.
“Kami akan menerima berapapun, selama lolos dalam seleksi. Syaratnya minimal mampu menghafal 27 juz Al-Qur'an yang akan ditest oleh pihak yang berkompeten, begitu juga kitab agama lainnya,” ujarnya.
Staf Ahli Rektor Bidang Akademik Unnes, Eko Handoyo, menegaskan, jika kebijakan tersebut adalah program dari universitas dengan proyeksi sebagai wakil Unnes untuk kejuaraan MTQ nasional dan internasional. “Mereka bisa mewakili kampus dalam ajang bersifat keagamaan tingkat nasional maupun internasional,” katanya. (Red: Muiz)