Daerah

Habib Muhammad tentang Ironi antara Artis dan Guru Ngaji

NU Online  ·  Selasa, 14 Juli 2015 | 01:14 WIB

Solo, NU Online
Zaman dahulu, bangsa Indonesia dikenang akan keberaniannya mengusir penjajah dengan senjata yang seadanya. Para pejuang ini banyak yang berasal dari kalangan ulama dan santri.
<>
“Sebagian besar jasa perjuangan ini dari para ulama dan santri. Bung Karno bahkan sering sowan kepada para ulama. Peran mereka begitu besar,” kata Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi, saat mengisi ceramah di Pesantren Al-Muayyad, belum lama ini (7/7).

Namun, lanjut Habib Muhammad, setelah zaman kemerdekaan, peran dan jasa ulama yang besar tersebut, lama-kelamaan semakin dipinggirkan dan dilupakan masyarakat.

“Kita lihat di TV yang dilihat siapa? Artis. Mereka punya jasa apa untuk negara? Artis yang mungkin malah merusak generasi bangsa, tidak punya jasa, tapi bayarannya lebih besar, tapi guru ngaji TPA yang jasanya besar malah bayaran murah,” kata dia.

Menurutnya, mestinya yang terjadi adalah kebalikannya, yakni para artis dibayar murah, sedangkan para guru ngaji diberi bayaran yang tinggi. “Mereka ini punya jasa yang besar, mengajar anak, agar anak bisa mengaji dan punya moral,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Muhammad juga menjelaskan alasan pentingnya untuk memasukkan anak ke pesantren. “Di Indonesia, pesantren memberikan ilmu moral kemudian ilmu lainnya, akhirnya berhasil. Solusi untuk mengatasi persoalan bangsa ini, yaitu mondok. Makanya, ada gerakan nasional Ayo Mondok!”

Selain persoalan moral, hal lain yang dapat didapatkan dari pesantren yakni sanad keilmuan. “Aswaja kalau belajar, dalam hati punya keyakinan, ilmu saya tidak barokah kalau tidak punya rasa cinta kepada ahli ilmu atau gurunya,” ungkap dia. (Ajie Najmuddin/Mahbib)