Daerah

Gus Dur Netral di Pasuruan

NU Online  ·  Jumat, 8 Juli 2005 | 09:06 WIB

Pasuruan, NU Online
Untuk kesekian kalinya, kedatangan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ke Pasuruan selalu "dimanfaatkan" banyak orang. Tak terkecuali calon Walikota, Aminurrohman.

Sore kemarin, sekitar pukul 17.30, Gus Dur sedianya diundang oleh Ketua DPRD H Hasani yang sedang mantu. Gus Dur diundang atas nama pribadi. Namun, sebelum ke kediaman Hasani, Gus Dur mencoba singgah dulu ke Ponpes Sidogiri, Kraton. Ponpes asuhan KH Nawawi Abdul Jalil ini kemarin menjadi lebih meriah dari biasanya. Aktivitas ribuan santri lebih banyak terfokus pada sosok Gus Dur yang sudah tak asing lagi bagi mereka.

<>

Namun, sayang, kedatangan Gus Dur yang ingin bersilaturrahmi bisa tidak ditemui pengasuh ponpes. KH Nawawi dikabarkan sedang berada di Jakarta karena ada keperluan. Sehingga, rombongan Gus Dur pun hanya beristirahat sejenak dan beberapa menit kemudian meneruskan ke wilayah Kota Pasuruan.

Di Sidogiri, Gus Dur sudah disambut banyak pejabat berpengaruh. Di Pemkab ada Wakil Bupati Muzammil Syafi`i. Lalu, di Pemkot ada Walikota Aminurrohman beserta pasangannya Pudjo Basuki. Selain itu juga tampak, Gus Suadi (Pasrepan), Gus Fauzi (Kraton), serta majelis keluarga besar Ponpes Sidogiri.

Mantan Presiden RI itu kemarin langsung meluncur ke wilayah Kota Pasuruan. Sebelum ke kediaman Hasani, Gus Dur terlebih dulu diminta untuk ke rumah dinas Walikota Pasuruan. Di sana sudah siap menyambut kiai sepuh asal Kota Pasuruan, KH Zakky Ubaid, ketua MUI yang juga mertua Wabup Muzammil Syafi`i .

Beberapa saat kemudian, Gus Dur dan para rombongan melakukan salat maghrib di rumdin Walikota itu. Usai salat tiga rakaat itu, Gus Dur terlihat berbincang santai dengan Kiai Zakky. Sesekali terlihat beberapa pejabat ingin mengabadikan gambar. Tak terkecuali dengan pasangan cawali dan cawawali, Aminurrohman-Pudjo Basuki.

Kendati hanya berada di sebelah atau di belakang Gus Dur, namun proses mengabadikan gambar bagi seorang yang berminat menjabat lagi dianggap sebagai momentum yang vital. Sebagai tuan rumah, Amin sendiri terlihat selalu mepet Gus Dur.

Setengah jam berselang, para wartawan meminta kesediaan Gus Dur untuk wawancara. Termasuk wawancara soal tanggapan Gus Dur tentang Pilkada ke depan.

Gus, kenapa kok ke rumah Pak Amin? Pertanyaan itu ternyata dijawab ketua dewan syuro PKB hasil Muktamar II Semarang ini dengan nada ringan. "Ya, jangan begitu lah. Saya sendiri nggak seneng kok gitu-gitu (dukung mendukung) itu. Saya sendiri nggak melihat orangnya. Semua saya serahkan pada masyarakat," ujar Gus Dur yang berada di sebelah kiri Aminurrohman.

Statemen Gus Dur yang netral ini sebenarnya tidak hanya sekali ini saja. Dulu, Gus Dur yang sempat singgah di rumah H Hamim, salah satu pengusaha Pasuruan juga menyatakan kenetralannya.

"Kan ada pilihannya sendiri. Terserah masyakat lah yang menilai," singkatnya.

Gus Dur sendiri tampaknya enggan berbicara pada persoalan sensitif saat ramai-ramainya menjelang masa penetapan calon pasangan dalam Pilkada Kota Pasuruan saat ini. Pilkada Pasuruan sendiri sedianya dilangsungkan sekitar September tahun ini. Pasangan Aminurrohman-Pudjo Basuki dianggap sebagai salah satu pasangan terkuat dalam Pilkada mendatang, disamping pasangan H Haryono-Indro Moetojo.

Usai wawancara dengan Gus Dur, Aminurrohman menuntut Gus Dur ke ruang tamu bagian belakang. Entah apa yang dibicarakan dalam pertemuan privasi itu.

Aminurrohman yang dikonfirmasi terpisah soal kenetralan Gus Dur ini hanya menanggapi ringan. "Lha, itu kan statemen politis. Kalau statemen seperti itu ya Gus Dur nggak mungkin terbuka. Orang banyak menganggap statemen itu lebih besar artinya. Padahal, sebenarnya letak aplikasi dengan Gus Dur ke rumah ini saya kira harga yang luar biasa," kilah Aminurrohman, kemarin.

Amin menambahkan, statemen politik itu tidak bisa dipahami sebagai sesuatu yang instan. Walikota Pasuruan yang kini mencalonkan lagi ini mencontohkan, dulu pada saat dirinya ditanya para wartawan soal upaya mencalonkan kembali menjadi calon walikota, selalu dijawab dengan kata tidak.

"Saya juga begitu. Dulu ditanya, apa Pak Amin akan mencalonkan lagi, ya saya jawab tidak. Tapi sekarang ini, kalau dicalonkan bagaimana. Ya, saya salat istiharah dulu, baru menentukan pilihan. Itu yang saya maksud statemen politis," tuturnya.

Kendati demikian, dia optimis jika akan mendapat pengaruh dari Gus Dur. Dia merasa membawa amanah partai yang mencalonkan dirinya. "Saya ini sebagai kader dari sebuah organisasi. Sehingga, sebuah ketulusan, saya yakin akan saya dapatkan," tukasnya optimistis.(jpn/Di