Probolinggo, NU Online
Keberangkatan Calon Haji (Calhaj) di Kabupaten Probolinggo ke tanah suci banyak meninggalkan cerita unik. Mulai dari tradisi hingga beragam aksi dari masyarakat yang turut mengantarkan sampai titik keberangkatan.
Seperti yang dilakukan oleh Calhaj asal Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Terbilang unik, karena keberangkatan Calhaj ini melibatkan belasan kapal motor hias jenis jonggrang yang beriringan dari Pulau Gili Ketapang menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo.
Kebiasaan warga Pulau Gili Ketapang mengantar Calhaj saat berangkat haji menggunakan kapal hias merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan warga saat musim haji. Warga menyebut kegiatan tersebut dengan sebutan tradisi Ngater Kajien.
Hal itu diakui oleh Kepala Desa Gili Ketapang Supariono. Menurutnya, tradisi ‘Ngater Kajien’ selalu dilakukan warganya setiap ada warga menunaikan ibadah haji. Para Calhaj yang naik haji, dikawal dan diantarkan oleh sanak saudara tetangga dan kerabat hingga sampai ke pulau seberang.
“Tradisi Anter Kajien ini sudah rutin dilakukan oleh warga Gili Ketapang. Mereka diantar rombongan keluarga dan kerabat saat berangkat dari rumah masing-masing,” katanya, Jum’t (27/7) kepada NU Online.
Menurut Supariono, tahun ini terdapat 18 warganya yang berangkat ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya sejumlah 12 Calhaj.
“Mereka diantar ke miniatur Ka’bah di Desa Curahsawo Kecamatan Gending hingga ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya,” imbuhnya. (Syamsul Akbar/Muiz)