Daerah

Generasi Muda NU di Mojokerto Diingatkan Kegunaan Media Sosial

Sen, 25 November 2019 | 11:30 WIB

Generasi Muda NU di Mojokerto Diingatkan Kegunaan Media Sosial

'Forum Merajut Nusantara 2019' diikuti aktivis PCF Fatayat NU, IPNU dan IPPNU Kabupaten Mojokerto, Jatim. (Foto: NU Online/Syaiful Alfuat)

Mojokerto, NU Online
Ratusan kader Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU bersama Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diundang menghadiri dialog publik.  
 
Kegiatan dalam rangka menangkal paham radikal di era digital yang diselenggarakan di Hotel Raden Wijaya Mojokerto, Ahad (24/11). Acara ini digagas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bekerja sama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo).
 
Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Ayni Zuhro mengatakan saat ini paham radikal sangat berbahaya. Terlebih lagi disampaikan lewat media sosial yang menjadi kegandrungan generasi muda
 
Pada acara yang diberi nama 'Forum Merajut Nusantara 2019' tersebut, dirinya berharap pemuda NU seperti Fatayat NU, IPNU maupun IPPNU tidak terpengaruh paham radikal dan bisa menyaring segala informasi yang ada agar tidak termakan berita hoaks. 
 
“Saya berpesan kepada para peserta untuk mengikuti jalannya acara ini hingga selesai dan bisa mengambil pelajaran dari apa yang didapat dari kegiatan ini,” pintanya.
 
Ada tiga narasumber yang didatangkan yakni Hj Ayni Zuhro, Firdaus Rahman selaku coach and self development trainer Katahati Indonesia dan Dana Riza selaku content creator Sopojarwo.     
 
Firdaus Rahman menjelaskan bahwasanya untuk saat ini yang harus disadari bahwa paham radikal yang berkembang di Indonesia biasanya identitik dengan Islam dan kesenjangan sosial. 
 
“Namun menurut saya, akar dari semua permasalahan khususnya radikalisme adalah kesadaran diri sendiri,” tegasnya.
 
Sebagai solusi, dirinya menyatakan tidak hanya mengandalkan pemerintah dengan membangun infrastruktur maupun  aneka aturan. Namun yang lebih penting adalah peran serta pemuda dan kesadaran diri sendiri. Tidak hanya faktor teknis, namun juga faktor non teknis. 
 
Smartphone atau gawai jadi baik bila digunakan dengan baik dan tujuan yang baik, tapi juga menjadi celaka bila disalahgunakan oleh pemiliknya,” katanya memberi tamsil.
 
Dirinya menambahkan, kesadaran adalah dasar dari kecerdasan. Dan terdapat empat kesadaran yang melekat dalam diri manusia yakni kesadaran cinta, emosi, logika, dan raga. 
 
“Kecerdasan harus selalu dipelajari dan dilatih. Saat ini ada beberapa kesadaran yang perlu diketahui, yakni kesadaran dalam perkembangan teknologi dan kesadaran dalam pendidikan hati,” urainya. 
 
Dalam pandangannya, mendidik otak itu penting. Namun pendidikan hati jauh lebih penting. Juga dengan diimbangi patuh perintah orangtua, saling menghormati dan menghargai di lingkungan keluarga. 
 
“Untuk menghadapi tantangan kehidupan, bahagialah dahulu dengan apa yang kita kerjakan dan dengan apa yang kita miliki saat ini,” terang Firdaus.  
Terkait penggunaan internet dan media sosial, dirinya memberikan tips sebelum membagi sesuatu. 
 
“Pertama adalah true  atau cek dahulu kebenarannya,” katanya.
 
Berikutnya adalah helpful atau dapat membantu orang lain atau tidak. Setelah itu inspiring atau dapat menginspirasi atau tidak, dan kind yakni apakah itu baik untuk dibagikan atau tidak.
 
Menurut Ketua PC IPPNU Kabupaten Mojokerto, Nur Afni Aulya bahwa kegiatan ini sangat bagus untuk kalangan pelajar dan pemuda saat ini. Karena dalam pandangannya, muatan materi disajikan cukup memberikan edukasi bagi para pelajar dan pemuda. 
 
“Para aktivis dan anggota IPNU IPPNU serta Fatayat NU hendaknya lebih paham mengenai penggunaan teknologi yang benar dan juga paham tentang radikalisme,” pungkasnya.
 
 
Kontributor: Syaiful Alfuat
Editor: Ibnu Nawawi