Daerah

Gel Pembersih Tangan Sulit di Pasaran, Unusa Buat 100 Botol

Jum, 20 Maret 2020 | 13:30 WIB

Gel Pembersih Tangan Sulit di Pasaran, Unusa Buat 100 Botol

Tim Satgas Covid-19 dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unusa membuat gel pembersih tangan. (Foto: NU Online/Istimewa)

Surabaya, NU Online
Satgas Covid-19 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran kampus tersebut membuat hand sanitizer (gel pembersih tangan) sendiri. Hal ini dilakukan karena keberadaannya di pasaran sulit dan mahal.

Dengan menggunakan bahan seperti etanol, gliserin, dan akuades, para mahasiswa dipandu Ketua Tim Satgas Covid-19 Unusa dokter M Fifin Kombih memantau takaran yang sudah disesuaikan oleh Badan Pengawasan Obat dan makanan (BPOM).

"Ini kami membuat berdasarkan rekomendasi dari BPOM yang nantinya untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di kawasan Unusa," kata M Fifin Kombih, Jumat (20/3).

Satgas Covid-19 Unusa membuat sekitar 100 botol gel pembersih tangan. Ini nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan kampus setempat.
 
Pembuatan gel pembersih ini melibatkan mahasiswa untuk menambah keterampilan sehingga bisa mengetahui bagaimana cara membuat hand sanitizer sendiri. 

Pria berusia 35 tahun ini menjelaskan jika gel pembersih tangan ini dapat dibuat oleh masyarakat. Namun dirinya mengingatkan untuk sesuai takaran dari BPOM. "Karena itu sesuai dengan standard dari WHO yang sudah disesuaikan," bebernya.

Nantinya, gel tersebut masih harus didiamkan dalam botol selama 72 jam atau tiga hari. "Itu untuk memaksimalkan kinerja hand sanitizer itu," jelas Fifin.

Dalam pembuatan gel tersebut disaksikan langsung oleh Rektor Unusa Achmad Jazidie dan Wakil Rektor 1 Unusa Kacung Marijan. Keduanya memberikan dukungan untuk Satgas Covid-19 Unusa dan mahasiswa.

Rektor Unusa menyambut baik langkah Satgas Covid-19 dan mahasiswa kedokteran Unusa untuk membuat gel permbersih tangan. "Terpenting itu bisa memenuhi kebutuhan hand sanitizer yang ada di Unusa terlebih dahulu," katanya.

Namun langkah itu tidak menutup kemungkinan hand sanitizer yang dibuat mahasiswa bisa didistribusikan ke sekolah atau masjid dan mushala di sekitar Unusa. 

"Selama kebutuhan di internal sudah dipenuhi dan jika lebih efisien, maka dapat untuk dilanjutkan," pungkas Jazidie. 

Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Musthofa Asrori