Daerah

Gandeng Lakpesdam-Fatayat, IPARI Tingkatkan Pengetahuan Strategi Dakwah Digital untuk Cegah Perkawinan Anak

NU Online  ·  Jumat, 25 April 2025 | 12:00 WIB

Gandeng Lakpesdam-Fatayat, IPARI Tingkatkan Pengetahuan Strategi Dakwah Digital untuk Cegah Perkawinan Anak

Halal Bihalal Keluarga Besar IPARI Indramayu bersama Lakpesdam-Fatayat NU membahas peningkatan strategi dakwah digital untuk mencegah perkawinan anak. (Foto: dok. Lakpesdam)

Indramayu, NU Online

Gerakan perubahan signifikan tampak dalam langkah strategis para penyuluh agama di Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).


Dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar IPARI Kabupaten Indramayu, Kamis (24/4/2025), para penyuluh menyatakan komitmennya untuk meningkatkan strategi dakwah.


Selain itu, mereka mendukung upaya pencegahan perkawinan anak yang digalakkan Fatayat-Lakpesdam PCNU Indramayu yang menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh.


Kegiatan yang berlangsung di Aula Puspihat, Kementerian Agama Kabupaten Indramayu itu dibuka oleh Kepala Seksi Bimas Islam, H Rosidi, dan dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dipandu Ketua IPARI Indramayu, H Ikhwanudin.


Talkshow menghadirkan narasumber dari Media dan Komunikasi Program INKLUSI Lakpesdam PBNU Nidlomatum Mukhlisotur Rohmah bersama Ketua Fatayat NU Indramayu, Supriyatin, serta dua narasumber dari Kemenag Indramayu: Hj Umiroh dan KH Amani Luthfi


Dalam sambutannya, Rosidi menegaskan pentingnya isu pencegahan perkawinan anak sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan sosial para penyuluh agama. Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan perkawinan anak.


"Soal pencegahan perkawinan anak ini sangat penting dan perlu menjadi perhatian utama para penyuluh. Strategi dakwah harus ditingkatkan, tidak hanya di mimbar, tapi juga lewat media digital," ungkap Rosidi.


Ia mengapresiasi keterlibatan Program INKLUSI yang diinisiasi Lakpesdam PBNU dan menggandeng Fatayat NU Indramayu.


Menurutnya, inisiatif ini menunjukkan perubahan paling signifikan dalam pendekatan dakwah berbasis kolaborasi.


“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Program INKLUSI dari Lakpesdam PBNU. Ini bukan sekadar program, tapi langkah nyata yang harus disinergikan dengan berbagai pihak demi mencegah perkawinan anak di Indramayu,” lanjutnya.


Nidlomatum Mukhlisotur Rohmah dari Program INKLUSI Lakpesdam PBNU menambahkan bahwa era digital menuntut penyuluh agama untuk tidak hanya andal di mimbar, tapi juga aktif di ruang-ruang digital.


"Strategi dakwah sekarang harus adaptif. Media sosial adalah alat penting. Materi dakwah harus dikemas menarik dan menyasar kelompok yang rentan, termasuk anak dan remaja," ujar Nidhom.


Ia menekankan pentingnya perencanaan matang dalam kampanye digital, termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan kunci terkait PPA agar mampu menciptakan perubahan perilaku di masyarakat.


“Tujuan dakwah adalah perubahan. Maka, penyuluh harus memastikan pesannya sampai dan memberi dampak. Itulah misi dakwah yang sesungguhnya,” pungkasnya.