Sumenep, NU Online
Sejumlah pengurus dan anggota Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumenep, Jawa Timur mendapat wawasan tujuan pernikahan. Materi disampaikan Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Sabtu (1/9) di kantor setempat.
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan keluarga ideal sesuai tujuan penikahan. Bimbingan pranikah yang bekerja sama dengan PC IPNU Sumenep tersebut diharap mampu menekan angka perceraian yang semakin tinggi.
“Ada banyak kasus perceraian yang terjadi di pelbagai kota di Indonesia,” kata Mohammad Bakri di hadapan peserta bimbingan.
Kepala Kemenag Sumenep ini menjelaskan tingginya kasus perceraian disebabkan berbagai faktor dan salah satunya adalah karena tidak paham arti pernikahan. “Maka perlulah bagi calon pengantin untuk mengikuti bimbingan pernikahan guna mengunduh ilmu dan sebagai bekal guna menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah,” jelasnya.
Dirinya tidak bisa menyembunyikan kemasygulan lantaran tidak sedikit pernikahan yang berujung pada kehancuran alias perceraian. “Hal ini banyak dialami pasangan muda-mudi yang kurang memahami arti pernikahan,” ungkapnya.
Disampaikan pula bahwa angka perceraian di Jawa Timur mencapai 25 persen, dengan demikian setiap tahun ada sekitar 60 ribu kasus gagal mempertahankan biduk rumah tangga. “Dari angkat tersebut hampir separuh lebih masih usia muda,” katanya.
Karena itu dirinya mengajak kepada para kader dan aktivis IPNU dan IPPNU untuk memahami dengan seksama. "Maka bagi kader IPNU-IPPNU Sumenep harus benar-benar memiliki dasar dalam pernikahan. Sebagai kader NU muda, sudah selayaknya menjadi teladan bagi muda-mudi yang lain," tandasnya. (Mahrus/Ibnu Nawawi)