Daerah

Festival Masjid Agung Jawa Tengah Mampu Sedot Pengunjung

NU Online  ·  Kamis, 16 Agustus 2007 | 08:55 WIB

Semarang, NU Online
Festival Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang diadakan dari 5-14 Agustus 2007 mampu menyedot minat pengunjung untuk melihat berbagai kegiatan yang bernuansakan keagamaan itu.

"Pengunjung yang berdatangan ke Festival MAJT rata-rata mencapai 2.500 orang per hari. Jumlah pengunjung sebesar itu di luar perkiraan kami. Pengunjung berharap festival ini biasa menjadi acara tahunan," kata Ketua Penyelenggara Festival MAJT, Anggi, di Semarang, Kamis.

<>

Menurut dia, para pengunjung Festival MAJT yang digelar di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah Jalan Gajah Raya Semarang itu bukan hanya berasal dari Kota Semarang saja, tetapi juga kota-kota lain di Jateng.

Dengan adanya keinginan masyarakat untuk menggelar Festival MAJT secara rutin menandakan masyarakat haus akan festival/kegiatan yang bernuansakan keagaaman. "Kita tertantang untuk merealisasikan keinginan masyarakat menggelar Festival MAJT secara rutin," katanya.

Ia menjelaskan, festival ini nantinya dijadwalkan akan diselenggarakan 3 bulan sekali. Rencananya pada bulan September 2007 diadakan pengajian akbar bersama Ustaz Haryono dan Ustaz Jeffri Al Buchori. 

Festival yang bertujuan mendekatkan masyarakat kepada kebesaran Tuhan, berpartisipasi, dan menikmati hasil-hasil kreativitas pribadi/lembaga ini diharapkan bisa bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, katanya.

Festival yang dibuka pada tanggal 4 Agustus 2007 oleh Wakil Walikota Semarang, Mahfudz Ali dihadiri General Manager Telkomsel, Roosman Koes Hendarto dan Ketua Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, Abdul Djamil.

Kegiatan Festival MAJT yang diadakan dari 5-14 Agustus 2007 diwarnai berbagai acara, di antaranya, festival kaligrafi, pameran seni, pameran multiproduk, bazar makanan, dan gebyar pesona flora 2/ikan Hias.

Masjid Agung Jawa Tengah berdiri di atas lahan seluas 10 ha mempunyai konsep yang diterjemahkan dalam tradisi candra sengkala. Pesan dalam candra sengkala yang dipadu dalam kalimat "sucining guna gapuraning gusti" (4391-1934 Jawa atau 2001 tahun masehi miladiyah), menandai awal terbesitnya niat untuk mulai membangun masjid mutiara tanah Jawa itu.

Masjid yang mampu menampung 15.000 jemaah ini secara keseluruhan terdiri atas bangunan masjid, plaza masjid dengan enam payung hidrolik raksasa, aula pertemuan, graha agung hotel, kompleks perkantoran, perpustakaan, dan menara Al-Husna.

Beberapa bangunan di dalam area MAJT mempunyai spesifikasi khusus yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Misalnya payung hidrolik raksasa hanya ada di dua tempat, yaitu Masjid Nabawi dan Masjid Agung Jawa Tengah. (ant/kut)