Daerah

Fakultas Farmasi UNU NTB Siap Jaga Kesehatan Peserta Munas Konbes 2017

Ahad, 5 November 2017 | 12:30 WIB

Mataram, NU Online
Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himafa) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat menyambut Munas Alim Ulama dan Konfrensi Besar Nahdlatul Ulama tahun 2017 dengan Seminar Nasional Kefarmasian Optimalisasi Peningkatan Peran Kefarmasian terhadap Peredaran Obat Ilegal/Palsu di Hotel Lombok Plaza Cakra Negara, Kota Mataram, Ahad (05/11).

Wakil Rektor II UNU NTB Bq. Mulianah, dalam sambutannya menyampaikan keberadaan prodi Kefarmasian UNU NTB hadir untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menjaga kesehatan agama, keselamatan akal atau fikiran, keselamatan jiwa, dan keselamatan keturunan.

Ketua BPPTI UNU NTB TGH A. Taqiuddin Mansur, menyampaikan harapan agar UNU NTB dapat berkontribusi nyata dalam meningkatan SDM dan kesehatan di Nusa Tenggara Barat.

Farmasi yang menjadi bagian dalam UNU NTB memiliki tanggung jawab dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat luas dalam menjaga kesehatan dan menggunakan obat yang baik dan benar dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM.

Ketua PWNU NTB ini juga mengharapkan dalam perhelatan Munas dan Konbes NU 2017 mendatang Fakultas Kesehatan Prodi Farmasi UNU NTB menjadi terdepan mengawal kesehatan ribuan peserta se-Indonesia.

"Pada Munas dan Konbes NU 2017 nanti, saya harapkan agara Farmasi Fakultas Kesehan UNU NTB menjadi terdepan menjaga dan mengawal kesahatan peserta," kata Pengasun Pesantren Al-Mansuriah Bonder Lombok Tengah ini yang disambut tepuk tangan ratusan peserta seminar.

Sekda NTB H. Rosyadi Sayuti, mewakili Gubernur NTB sekaligus membuka acara memaparkan, Indonesia masih dibanjiri produk  obat-obatan impor. Artinya kita masih menjadi konsumen dari pada produk-produk luar negeri.

“Masih banyak peluang bagi mahasiswa kefarmasian UNU NTB untuk menjadi penemu atau memproduksi obat-obatan di masa yang akan datang," katanya.

Dia juga memotivasi, bila nanti mahasiswa Indonesia khususnya NTB menjadi penemu obat-obatan dengan royalti 1 (satu) rupiah saja per obat, bagaimana kayanya dan ini menjadi kualitas bagi SDM sendiri.

Dia berharap para mahasiswa dan Dosen Kefarmasian UNU NTB menjadi penemu obat-obatan, bukan hanya menjadi konsumen. (Samsul Hadi/Kendi Setiawan)