Daerah

Kontestasi Politik dan Aliran Transnasional Ujian Berat NU

Sen, 29 Juli 2019 | 06:30 WIB

Kontestasi Politik dan Aliran Transnasional Ujian Berat NU

Ketua PCNU Jember, Gus Aab saat menyampaikan Laporn Pertnggung jawaban PCNU Jember masa khidmah 2014-2019 dalam Konfercab NU Jember di kampus Universitas Islam Jember (UIJ), Ahad (28/7).

Jember, NU Online

Kontestasi politik dan munculnya aliran transnasional yang merambah Jember merupakan ujian yang cukup serius bagi segenap jajaran PCNU Jember selama ini. Pasalnya, hajatan politik tak jarang membuat personel NU Jember terpapar radiasi perseteruan karena adanya perbedaan afiliasi politik hingga menyebabkan ketegangan, bahkan disharmoni antar pengurus.

 

Untungnya perbedaan tersebut bisa diredam melalui silaturrahim dan pengajian rutin setiap malam Selasa kliwon di aula kantor PCNU Jember.

 

“Forum ini cukup berhasil mepersatukan perbedaan antar sesama warga NU, dan kembali di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang senantiasa mengembangkan nuansa rahmatal lil’alamin,” tukas Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin saat menyampaikan Laporn Pertnggung jawaban PCNU Jember masa khidmah 2014-2019 dalam Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Jember di kampus Universitas Islam Jember (UIJ), Ahad (28/7).

 

Sementara di saat yang sama aliran transnasional terus menebar propaganda di tengah-tengah masyarakat. Seolah tiada kata berhenti, mereka diam-diam terus merangsek ke dalam sendi-sendi kehidupan dengan memanfaatkan keramahan dan keterbukaan warga. Persoalan ini diperkirakan akan tetap menjadi masalah NU Jember di masa-masa mendatang. Namun setidaknya, PCNU Jember telah melakukan langkah-langkah untuk membentengi umat dari paham-paham radikal itu.

 

“Bentuknya adalah menyelenggarakan pelatihan kepada para kader NU dari 26 MWCNU yang kemudian ditindak lanjuti dengan pendalaman secara berkala di kantor PCNU Jember,” tukasnya.

 

Di bagian lain, Gus Aab, sapaan akrabnya, membeber sejumlah prestasi yang dilakukannya dalam lima tahun terakhir. Salah satunya adalah pembelian Akademi Kebidanan Bhakti Husada (2017) di kawasan strategis lingkungan Universitas Jember. Gedung dan semua perangkatnya tersebut dibeli NU melalui Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) seharga Rp. 12 Miliar. Sekarang gedung tersebut dijadikan kampus II Universitas Islam Jember (UIJ).

 

“Saat ini gedung tersebut nilainya melesat, sekitar Rp. 20 Miliar. Di sisi lain, peningkatan akreditasi program studi di UIJ telah 85 persen mencapai angka B,” jelasnya. (Aryudi AR)