Daerah

Eksotisme Danau Kaolin di Bangka Belitung

NU Online  ·  Rabu, 17 Mei 2017 | 00:06 WIB

Eksotisme Danau Kaolin di Bangka Belitung

Danau Kaolin di Bangka Tengah.

Bangka Tengah, NU Online
Tidak sulit menemukan tempat wisata dan panorama indah di Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi yang dikelilingi pantai ini menyajikan berbagai tempat eksotis salah satunya Danau Kaolin di Kabupaten Bangka Tengah.

NU Online berkesempatan mengunjungi danau dengan air yang nampak berwarna biru di sebuah tempat bekas galian pertambangan timah tersebut.

Konon, Danau Kaolin, begitu masyarakat setempat menyebutnya merupakan galian bekas tambang timah yang setelah bertahun-tahun ditinggalkan dan akhirnya membentuk kolam air beraneka warna.

Danau ini menjadi salah satu tempat kunjungan wisata para Pramuka Madrasah yang sedang melakukan kegiatan Perkemahan Nasional di Bumi Perkemahan Selawang Segantang Koba, Bangka Tengah.

“Danau biru ini terlihat alami. Terbentuk dari bekas galian-galian tambang timah sejak bertahun-tahun lalu,” ujar Rossi Andy, salah satu warga setempat yang sedang menikmati buah kelapa hijau di sekitar danau, Senin (15/5) kepada NU Online.

Lokasi Danau Kaolin berjarak lebih kurang 70 kilometer dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun NU Online, warna air yang mencolok dari Danau Kaolin terlihat begitu jelas saat terik matahari menimpa. Terdapat dua kolam danau yang masing-masing memiliki warna berbeda, warna biru dan hijau.

Konon warna dari air kolam terbentuk dari paparan radiasi logam radioaktif hasil galian tambang. Pemda setempat mengimbau agar pengunjung tidak mandi atau menggunakan air dari Danau Kaolin. Kuat dugaan radiasi bekas tambang mengandung racun yang bisa membahayakan kesehatan.

Pertambangan timah di Bangka Belitung memang menyisakan persoalan tak berujung. Yakni bertebarannya lubang bekas galian yang menyerupai danau-danau kecil, tersebar di hampir setiap sudut Pulau Bangka. 

Hanya saja, sebagian dari kolong-kolong bekas galian tambang yang membentuk danau itu menyajikan pemandangan yang menarik walaupun sebetulnya bisa dikatakan bahwa fenomena ini adalah kerusakan alam.

Keadaan di Danau Kaolin ini berbeda dengan Danau Kawah Putih Ciwidey di Bandung dengan bau belerangnya yang menyengat. Di danau ini tidak ada bau belerang karena danau ini tidak terbentuk dari sebuah kawah pegunungan.

Melihat antusiasme warga dari seluruh daerah yang begitu tinggi, Pemda saat ini sedang membangun jalan menuju akses ke Danau Kaolin. Kunjungan ke danau yang dipenuhi dengan kawah-kawah putih bekas galian tambang itu tidak dipungut biaya.

Pengunjung juga tidak sulit menemukan pondok-pondok atau warung yang menjajakan makanan dan minuman. Karena di sekitar danau telah berdiri pondok yang menyediakan buah kepala hijau, makanan khas Bangka, dan lain-lain.

Namun, pengunjung perlu berhati-hati ketika melakukan foto bersama maupun selfie di pinggiran danau. Karena mulut danau di beberapa bagian retak sehingga berpotensi runtuh ketika diinjak. 

Selain di Pulau Bangka, danau serupa juga terdapat di Pulau Belitung. Di sana juga dijadikan tempat wisata favorit yang secara umum populer dengan sebutan Camoi Aek Biru. Aek Biru sendiri berasal dari kata air dan biru. Logat orang Melayu setempat, kata air berubah menjadi aek (logat Melayu Bangka bagian selatan). (Fathoni)