Daerah

Ciptakan Alat Pengukur Suhu, SMK NU Ma’arif Kudus Terima Banyak Pesanan

Kam, 5 Agustus 2021 | 02:30 WIB

Ciptakan Alat Pengukur Suhu, SMK NU Ma’arif Kudus Terima Banyak Pesanan

SMK NU Ma'arif Kudus, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Kudus, NU Online
Pandemi yang belum juga usai disikapi SMK NU Ma’arif Kudus dengan menciptakan alat pengukur suhu yang dinamai ‘Contactless Infrared Thermometer’. Menurut Kepala unit produksi, Arif Zaenal Mubarok, selepas merilis produk pihaknya mendapat banyak pesanan.


“Saat ini ada 12 unit yang dipesan dari instansi sekolah-sekolah di Kudus, Jepara, dan Demak,” ungkapnya saat dihubungi NU Online, Kamis (5/8).


Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK NU Ma’arif Kudus itu mengungkapkan, pada pembuatan tahap pertama dihasilkan 20 unit yang didonasikan kepada sekolah di Kota Kudus.


“Pada minggu ini sudah berjalan donasinya, kira-kira sampai seminggu ke depan akan terselesaikan,” terangnya.


Ia mengaku, pembuatan alat tersebut sudah direncanakan sejak Mei lalu. Dilatarbelakangi saat persiapan sekolah tatap muka secara terbatas, yang akan membuat tim satgas merasa kelelahan saat mengecek suhu satu persatu.


“Kemudian kami coba berbicara dengan tim RnD UP dan tim dari 7 divisi, untuk merancang thermometer tanpa petugas satgas dan bisa memberi informasi suhu normal atau tinggi kepada setiap orang yang masuk,” ungkapnya.


Menurut dia, riset dilakukan kurang lebih satu bulan. Kemudian dilakukan produksi dengan mendatangkan suku cadang dari berbagai kota di Indonesia.


“Kami melibatkan siswa kelas 11 dan 12 untuk merakit dan dilanjutkan menginstal program. Membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikan setiap unitnya,” tutur Arif.


Arif Zaenal mengungkapkan, alat pengukur suhu dalam jarak 5-10 cm dari sensor itu dibandrol dengan harga 1.700.000 per unit.


“Akan keluar suara alarm temperatur sensor yang memberi informasi dengan suara. Misal suhunya 37  derajat celcius muncul suara suhu anda normal, silahkan masuk dan terapkan prokes. Jika suhu di atas 37 C maka muncul suara suhu Anda up normal, silahkan cek ulan kesehatan anda,” jelasnya.


Alat yang dilengkapi dengan kapasitas hand sanitizer 1.000 ml itu, lanjut dia, murni rancangan SMK NU Ma’arif Kudus dengan pendampingan guru.


“Kita di SMK berbasis riset, sehingga setiap tahunnya harus memiliki produk yang dihasilkan. Seperti dahulu di awal pandemi kita membuat 6 bilik desinfektan dalam satu bulan untuk didonasikan ke beberapa rumah sakit dan masjid,” terangnya.


Meskipun banyak mengalami kendala dalam mendatangkan suku cadang, ia berharap setiap produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori