Jakarta, NU Online
Para santri anggota ekstrakurikuler Jurnalistik di Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah memanfaatkan perhelatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU yang lalu sebagai ajang praktik lapangan keterampilan jurnalistik mereka. Hasil liputan mereka dimuat di website ponpeswalisongosragen.net.
Amelia Rasmujani, siswa kelas 12 menuturkan dirinya bangga bisa meliput kegiatan Rakornas NU Care-LAZISNU.
“Saya dan teman-teman menulis semua acara Rakornas. Senang karena ini kegiatan tingkat nasional,” kata Amelia kepada NU Onlin edi sela-sela kesibukannya di Pesantren Walisongo, Selasa (31/1).
Ia mengatakan anggota ektrakurikuler Jurnalistik di bawah bimbingan Ustad Dimyati selama ini terbiasa meliput kegiatan santri.
“Kegiatan santri Pesantren Walisongo. Kayak kemarin ada Liga Santri Nasional (LSN),” papar Amelia.
Keterlibatan tim Jurnalistik untuk meliput Rakornas salah satunya bermula dari pertanyaan Pengasuh Pesantren Walisongo KH Ma’ruf Islamuddin kepada Ustad Dimyati. Ustad Dimyati lalu mengatakan tim mereka adalah anggota ektrakurikuler Jurnalistik. Beberapa waktu Tim Jurnalistik juga aktif menerbitkan buletin.
Mendengarkan jawaban itu, Kiai Ma’ruf menganggap kegiatan mereka sebagai kegiatan yang positif dan perlu diteruskan.
Ditemui terpisah, Kiai Ma’ruf yang juga Ketua PCNU Sragen mengungkapkapkan para santri Walisongo diberi kebebasan mengembangkan bakat mereka melalui beragam kegiatan yang mereka suka.
“Lulusan pesantren tidak harus jadi kiai,” kata Kiai Ma’ruf.
Kembali ke soal kegiatan jurnalistik para santri selama Rakornas, Amelia menceritakan kegiatan mereka juga sebagai bagian bakti santri untuk pesantren.
“Jadi peliputan Rakornas NU Care-LAZISNU untuk website pesantren juga persembahkan kami untuk Pesantren,” katanya.
Sebelum meliput kegiatan Rakornas, Amelia mengaku berdebar-debar karena event kali ini adalah tingkat nasional yang bukan acara sembarangan.
“Kalau meliput sambutan-sambutan kalau nggak sesuai atau kelewatan kan bisa panjang urusannya,” kata Amelia.
Namun, setelah berhasil meliput dan mulai ditayangkan di website pesantren, ia mengaku sangat lega.
Ada liputan paling menarik bagi Amelia, yakni saat menulis aksi intern pesantren dalam ajang Rakornas, yakni bagian konsumsi.
“(Meliput) tentang konsumsi. Menurut saya (bagian konsumsi) pahlawan. Nggak ada berhentinya, masak, nyuci, masak lagi,” lanjut Amelia.
Amelia bergabung dalam ekstrakurikuler Jurnalistik sejak kelas 10 atau pada 2015, bertepatan dengan awal berdirinya website pesantren.
Ia pun mengaku bercita-cita menjadi jurnalis.
“Ke depannya jujur pengen kerja sebagai jurnalis,” harap dia. (Kendi Setiawan)