Daerah

Cegah Corona, Pesantren KHAS Kempek Terapkan Protokoler Kesehatan Ketat

Sab, 11 April 2020 | 16:30 WIB

Cegah Corona, Pesantren KHAS Kempek Terapkan Protokoler Kesehatan Ketat

Suasana Pesantren KHAS Kempek Cirebon. Gambar diambil tahun 2012. (Foto: NU Online)

Cirebon, NU Online
Pesantren KHAS Kempek Cirebon menerapkan protokoler kesehatan yang ketat. Sejak pemerintah Indonesia mengumumkan Indonesia sudah dihampiri virus Corona, Pesantren KHAS Kempek Cirebon langsung membentuk Tim Khusus Penanganan Pencegahan Virus Covid-19.
 
"Pesantren sangat responsif mengikuti protokoler kesehatan. Pesantren sangat menghormati terhadap negara," kata KH Muhammad bin Ja'far Aqil Siroj, salah satu Pengasuh Pesantren KHAS Kempek, kepada NU Online pada Jumat (11/4).
 
Setelah itu, Tim Khusus langsung mengundang dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKNU) untuk memberikan edukasi ke segenap sivitas akademika pesantren. "Kemudian setelah itu ada edukasi dr Fariz supaya anak-anak tahu dari sumbernya," katanya.
 
Lebih lanjut, Kiai Muhammad juga mengatakan bahwa langkah Pesantren KHAS Kempek selanjutnya adalah menyediakan cuci tangan dan kran air di setiap asrama.
 
Setelah itu, pesantren memulangkan santri lebih cepat dari jadwalnya. Mestinya, katanya, jadwal pulang santri pada Kamis, 9 April 2020, tetapi mereka dipulangkan pada Jumat dan Sabtu, 27-28 Maret..
 
Sebagai upaya preventif mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pesantren, Kiai Muhammad menuturkan bahwa proses pemulangan diatur secara ketat. Mereka tidak boleh pulang menggunakan kendaraan umum. Artinya, jika mereka tidak dijemput oleh walinya, maka harus mengikut rombongan dari daerah masing-masing.
 
"Proses pemulangannya pun tidak boleh menggunakan kendaraaan umum, tapi dijemput atau menggunakan rombongan daerah khusus," ujarnya.
 
Bahkan, penjemput pun tidak boleh masuk wilayah pesantren, sehingga tidak diperkenankan bagi mereka juga untuk sowan kepada kiai.
 
"Tidak boleh masuk wilayah pesantren. Tidak ada wali murid masuk wilayah pesantren, tidak menerima sowan ketemu kiai," terangnya.
 
Kiai Muhammad juga menjelaskan bahwa peringatan akhir tahun pelajaran para santri juga ditunda sampai waktu yang akan ditentukan kemudian. Sampai saat ini, gerbang pesantren juga belum terbuka untuk umum. Tamu-tamu yang tidak lebih dulu membuat jadwal pertemuan juga belum diperkenankan masuk.
 
Saat ini, di pesantren masih ada lima persen dari total keseluruhan santri. Mereka adalah para pengurus dan khadim kiai yang bertugas untuk menjaga dan menjalankan kepengurusan pesantren. Sebab, pengajian daring untuk mengisi kegiatan di rumah dan khusus bulan Ramadhan juga sudah dimulai.
 
"Yang jelas sekarang yang dirasakan itu protokoler pesantren ketat, tidak sembarang tamu," pungkas kiai alumnus Universitas Al-Ahqaf, Yaman itu.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan