Daerah

Buya Leter: Buat Apa Sehat Fisiknya, Tapi Jadi Maling!

NU Online  ·  Senin, 17 April 2017 | 07:33 WIB

Padang, NU Online
Penguatan nilai-nilai Ahlussunnah wal-Jama'ah kekinian di kalangan warga Nahdlatul Ulama semakin penting dilakukan. Karena banyaknya pemahaman keagamaan yang kini keliru dan mengancam keutuhan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesepuh Nahdlatul Ulama dari Sumatera Barat Buya Haji Tuanku Bagindo Muhammad Leter mengungkapkan hal itu pada Istighosah dan Silaturrahim Kebangsaan yang digelar Badan Otonom (Banom) NU Sumatera Barat, Ahad (16/4/2017) malam di aula PW NU Sumbar di Jalan CIliwung 10 Padang. Istighosah bertemakan Menjaga NKRI dengan Ridho Ilahi, Rais Syuriah PW NU Sumbar KH Zainal MS, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumbar Rudi Kusuma, para ketua dan pengurus Banom NU di Sumatera Barat dan pengurus NU dan Ansor dari Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Padangpariaman.  

Menurut M.Letter, dengan berdirinya UNU di Sumatera Barat, diharapkan dapat melahirkan generasi islamis yang berjiwa nasionalis. Sehingga tidak ada lagi generasi intelektual yang mempertentangkan ideologi negara dengan pemahaman keagamaan Islam. “NU dengan sikap kemasyarakatan tawasuth (jalan tengah), i’tidal (adil), tasamuh (menjunjung tinggi perbedaan), tawazun (seimbang) dan amar makruf nahi mungkar selalu hadir memperjuangkan keutuhan NKRI ini,” kata Leter mantan A’wan PBNU ini. 

Dikatakan Leter, banyak umat saat ini hanya memburu dunia semata sehingga lupa akan alam akhiratnya. Hanya memburu dunia semata yang mengakibatkan kekacauan tanpa henti. Harta ditumpuk tanpa memperhatikan cara mendapatkannya. Umat hanya dibangun fisiknya semata, sementara jiwanya kosong belaka. “Buat apa sehat fisiknya semata, tapi jadi maling. Uang rakyat dikuras habis,” tuturnya dengan logatnya yang khas membuat hadirin tertawa riuh. 

Sementara itu, Ketua PW Gerakan Pemuda ANsor Sumbar Rahmat Tuanku Sulaiman mewakili banon NU Sumbar mengatakan, Gerakan Pemuda Ansor memprakarsai kegiatan ini dengan melibatkan semua warga Nahdlatul Ulama  untuk dapat meredam gejolak yang ditimbulkan kelompok yang ingin menggantikan ideologi Pancasila dan 4 pilar kebangsaan. Bagi warga Nahdlatul Ulama, NKRI yang mana tempat kita bernaung selama ini merupakan bentuk final dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. 

“Janganlah diusik-usik lagi. Jika memang ada terdapat kekurangan yang ada dalam negara ini, mari kita duduk bersama untuk saling mengisi  menciptakan keadilan dan kesehateraan bersama,” kata Rahmat sembari memperkenalkan masing-masing pimpinan banon NU kepada hadirin.  

Dikatakan, Rahmat, warga Nahdlatul Ulama mengadakan istighotsah ini untuk bermunajat agar bangsa ini akan selalu damai. Tidak ada lagi dalih-dalih untuk menggantikan ideologi Pancasila dan 4 pilar kebangsan. “Selama ini sudah merupakan suatu ideologi yang mampu menyatukan keanekaragaman budaya, suku dan agama. Kita  mampu hidup berdampingan dengan damai dan saling bertolenransi. Kami dari Gerakan Pemuda Ansor tidak akan tinggal diam jika ada yang mengusik NKRI,” katanya. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)