Berkaca Kasus Rohingnya, Masih Pantaskah Indonesia Masuk PBB?
NU Online · Rabu, 23 November 2016 | 04:54 WIB
Dunia menutup mata soal pembantaian umat Islam Rohingnya. Keberadaan PBB ternyata hanya membela kepentingan zionis di dunia, dan kepentingan misionaris orentalis. Masih pantaskah Indonesia masuk PBB?
Pertanyaan tersebut diketengahkan oleh salah satu Dewan Penasehat GP Ansor Kadur, Pamekasan, Jawa Timur, H M Luffi, Selasa (22/11). Ditegaskan, sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, sudah seharusnya Indonesia bersikap tegas. Minimal, boikot PBB yang antipati terhadap umat Islam.
"Banyak kasus kejahatan perang dan pembantaian keji terhadap umat Islam di dunia, intimidasi dan diskriminasi selalu saja menjadi berita harian yg dilakukan non-muslim terhadap umat Islam di dunia, tapi dibiarkan begitu saja oleh PBB yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia untuk menjaga perdamaian dan ketertiban dunia," terang Haji Lutfi.
Sebut saja pembantaian kaum zionis Israel terhadap umat Islam di Yerusalem, pembantaian kaum Moro terhadap umat Islam di Filipina, pembantaian terhadap umat islam oleh militer Bosnia, perlakuan keji tentara Thailand pada umat Islam di Pattani, perlakuan keji pemerintah Azerbaijan terhadap umat Islam di sana.
Ia menambahkan, itu semua mestinya bisa membuka mata hati umat Islam, betapa PBB hanyalah melakukan tindakan tegas bilamana dianggap mengganggu golongannya dan merugikan bisnisnya.
Begitulah sekelumit otak imperialis yg selalu menjaga kekuatan dan pengaruhnya, terutama pengaruhnya di Timur Tengah untuk menguasai dunia Islam, dengan segala propagandanya.
"Termasuk menjadikan Arab Saudi sebagai budaknya dan fatwa Wahabi sebagai monyongnya Amerika," tuturnya. (Hairul Anam/Mahbib)
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua