Berjuang Menjadi Sekolah Kebanggaan Warga
NU Online · Kamis, 18 April 2013 | 02:59 WIB
Yogyakarta, NU Online
Sekolah dengan label ma’arif bukanlah sekolah biasa. Ini harus disadari para semua warga NU. Sekolah ma’arif dilahirkan oleh para kiai dengan tulus untuk mendidik masyarakat, bukan saja mendidik secara fisik, tetapi juga mendidik ruhani. Maka, setiap sekolah ma’arif harus berjuang menjadi sekolah kebanggaan warga NU.<>
Demikian dikatakan H. Rahmat Raharja, S.Pd, M.PdI, Wakil Ketua PCNU Kulon Progo di Sekolah Ma’arif 1 Wates Kulon Progo, Rabu (17/4).
Rahmat juga menjelaskan bahwa SMK Ma’arif 1 Wates lahir dari keterbatasan dan keprihatinan, tetapi tidak pernah mengeluh. Komitmen para pengurus menjadi modal utama, sehingga sekolah ini meraih sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008.
“Kita mempunyai komitmen dalam mencetak lulusan yang handal dan profesional serta memegang teguh aqidah Ahlussunnah Waljama’ah yang menjadi modal melaksanakan amanah menjalankan sekolah yang menjadi kebanggaan warga Nahdliyin ini,” Tegas H. Rahmat Raharja yang juga Kepala Sekolah SMK Ma’arif 1 Wates.
Bagi Rahmat, karena menjadi berjuang menjadi kebangaan warga NU, maka sekolah ini setiap hari memberikan pendidikan moral dan rohani yang dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai.
“Materi baca tulis Al-Qur’an dengan metode qiroati serta amaliah-amaliah Ahlussunnah Waljama’ah, seperti shalawat, tahlil dan barzanji, menjadi menu wajib bagi setiap siswa,” tambahnya.
Rahmat akan berjuang untuk meningkatkan kualitas sekolah kebanggaan warga NU ini. Baginya, ini menjadi amanah warga NU, maka pengabdian akan terus dilakukan sepanjang hayat.
“Amanah masyarakat ini kami jaga dengan terus meningkatkan kualitas secara menyeluruh, baik sumber daya guru-karyawan, akademik, dan sekolah,” pungkasnya.
Reaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Rokhim Bangkit
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua