Daerah

Berburu Lailatul Qadar, Santri Pacitan Padati Makam Eyang Yahuda

NU Online  ·  Jumat, 8 Juni 2018 | 10:00 WIB

Berburu Lailatul Qadar, Santri Pacitan Padati  Makam Eyang Yahuda

ratusan santri memadati makam Syekh Abdurrahman atau Eyang Yahuda

Pacitan, NU Online
Lailatul Qadar diyakini turun pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Untuk mendapatkan kemuliaan malam seribu bulan itu, kaum muslimin semakin meningkatkan intensitas ibadah.

Perburuan Lailatul Qadar dilakukan dengan berbagai bentuk ibadah seperti i'tikaf di masjid, memperbanyak membaca Al Qur'an, dzikir dan doa.

Pada malam ke 23 Ramadhan, para santri di Pacitan Jawa Timur memadati makam Syekh Abdurrahman atau Eyang Yahuda, yang terletak di Dusun Margodadi, Desa Nogosari, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan. 

Dari pantauan NU Online, Kamis malam (7/6), para santri mulai berdatangan sejak pukul 22.30 wib. Mereka datang dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan. Makam Eyang Yahuda sendiri terletak di atas bukit kecil. Untuk menuju kesana, para santri harus menaiki anak tangga.

Di bawah pimpinan Gus Muadz Harist Dimyathi, dengan khusyu mereka bersama-sama memanjatkan doa, diawali dengan membaca tahlil dilanjutkan dengan pembacaan maulid Al-Barzanji dan shalawat Mahalul Qiyam

Gus Muadz mengatakan, datangnya lailatul qadar tidak seorang pun yang mengetahui tepatnya kapan. Selama ini umat Islam hanya dapat membaca tanda-tanda kedatanganya melalui Al-ur’an dan Hadits Nabi.

"Kita semua tidak ada yang tahu kapan lailatul qadar itu datang. Kita hanya berusaha semoga kita ditakdirkan bisa menjumpai malam Lailatul Qadar itu," ungkap salah seorang pengasuh Pesantren Tremas Pacitan itu.

Menjelang berakhirnya bulan ramadhan ini, katanya, umat Islam sangat dianjurkan untuk lebih meningkatkan amaliyah ibadah. Tidak ada keistimewaan lain bagi orang yang menjalankan ibadah puasa selain dapat berjumpa dengan lailatul qadar. Sebab lailatul qadar mampu membawa seorang hamba pada ketakwaan yang hakiki.

"Oleh karena itu mumpung masih ada waktu dan ini tinggal beberapa hari lagi, mari bersama-sama saling berlomba mencari ridho Allah dan mencari syafaat kanjeng nabi," ajak Panglima Komunitas Santri Petarung Romantis itu.

Sementara itu Gus Zaki Alwan, pengasuh pesantren Miftahul Huda Lorok Ngadirojo mengatakan, Eyang Yahuda adalah tokoh yang sangat dihormati dan memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan Islam di Pacitan. Hingga masyarakat sangat mempercayai bahwa beliau merupakan seorang Wali atau kekasih Allah.

Eyang Yahuda yang merupakan seorang pendakwah memilih daerah Lorok sebagai tempatnya berdakwah menyebarkan agama Islam. Hingga dikenal dengan sebutan Eyang Yahuda Lorok.

Eyang Yahuda sendiri merupakan embah buyut dari Syekh Ikhsan Dahlan Jampes Kediri, pengarang kitab tasawuf berjudul Siraj ath-Thalibin itu. Saat ini semakin banyak masyarakat dari luar daerah Pacitan yang menziarahi makamnya. (Zaenal Faizin/Muiz)