Daerah

Bentuk Kerukunan, Tiga Tempat Ibadah di Karanganyar Berdampingan

NU Online  ·  Ahad, 26 Juli 2015 | 06:02 WIB

Karanganyar, NU Online
Ketegangan di kabupaten Tolikara yang mengakibatkan rumah, kios menjadi rusak serta mushalla setempat terbakar, semestinya tidak perlu terjadi. Kerukunan antarumat beragama di kabupaten Karanganyar layak menjadi contoh. Di sini tiga tempat ibadah dari tiga keyakinan yang berbeda, berdiri saling berdampingan. Komunikasi antarpemuka agama menjadi kunci toleransi.
<>
Di desa Ngargoyoso kecamatan Ngargoyoso kabupaten Karanganyar, tiga tempat ibadah berdiri saling bersebelahan, Ketiganya ialah masjid Al-Mu'min, Gereja Sidang Jemaat Allah Pancaran Berkat (GSJA), dan pura Agra Bhadra Darma.

Ide pendirian tempat ibadah secara berdampingan ini dipelopori seorang Kades setempat Sri Hartono. Ide ini muncul mengingat begitu beragamnya umat beragama di desa Ngargoyoso.

Kasi Kesra desa Ngargoyoso Sunarto mengatakan, berdiri bangunan masjid ini sekitar 1980. Kemudian bangunan gereja didirikan sekitar 1990. Sedangkan pura dibangun sekitar 2013 lalu.

“Sedangkan bangunan punden dibangun sudah lama. Dulunya di punden itu ada pohon beringin yang sangat besar. Tapi sekarang sudah ditebang,” kata Sunarto.

Ia mengaku, selama ini kerukunan umat beragama di lingkungan Ngargoyoso tetap terjaga dengan baik. Tidak ada persoalan yang mengganggu meski lokasi ibadah tiga umat beragama berdekatan.

Suroso selaku takmir masjid Al-Mu’min mengatakan, salah satu cara untuk menjaga kerukunan ialah harus saling menghormati.

“Untuk itu baik dari pihak masjid, gereja, maupun pura, akan saling berkomunikasi jika akan melakukan kegiatan.” (Ahmad Rasyidi/Alhafiz K)