Daerah

Bendungan Semorobangun di Ponorogo Belum Dilengkapi Amdal

NU Online  ·  Rabu, 1 Oktober 2003 | 10:45 WIB

Jakarta, NU Online
Proyek pembangunan bendungan Semorobangun di Desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ternyata belum dilengkapi dengan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL), padahal proyek senilai Rp11 miliar itu telah satu bulan ini dikerjakan.

"Sampai saat ini saya belum penah menerima AMDAL bendungan Semorobangun padahal seharusnya sudah diterima sebelum proyek dimulai," kata Kepala Bagian Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Ponorogo Hari Suebito kepada wartawan di Ponorogo, Rabu.

<>

Ia mengemukakan, AMDAL sangat dibutuhkan oleh proyek yang berpotensi mengubah tata lingkungan baik ekonomi, sosial, ekonomi maupun ekosistem sekitar proyek.

"Saya tetap akan berusaha meminta agar AMDAL proyek tersebut segera disampaikan kepada saya sebab kalau ada sesuatu tentang masalah lingkungan hidup maka menjadi tugas Bagian Linbgkungan Hidup," katanya.

Menurut dia, pihaknya sudah memberikan masukan kepada Bupati Ponorogo agar masalah AMDAL ini segera diselesaikan terlebih dulu namun hingga saat ini pihak pimpinan proyek belum juga menanggapi," katanya.

Hingga saat ini, katanya, dari sejumlah proyek pemerintah,  hanya proyek bendungan Semorobangun yang belum dilengkapi dengan laporan AMDAL padahal proyek-proyek lain selalu melengkapi dengan AMDAL.

"Bahkan, pembangunan gedung lantai 8 dan  Pasar Songgolangit Legi saja dilengkapi dengan AMDAL. Waduk Bendol yang baru mulai tahun depan saja, AMDAL-nya sudah selesai," katanya.

Sebelumnya, Proyek Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah melalui Proyek Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sedang membangun Bendungan Semorobangun di perbatasan Kabupaten Ponorogo-Kabupaten Wonogiri, Jawa tengah dengan menelan dana Rp11 miliar.

Proyek yang diharapkan akan mampu mengairi sawah warga sekitar tersebut ditargetkan akan selesai tahun 2003 ini bahkan siang malam proyek yang membendung Sungai Semorobangun terus dikerjakan.

Bendungan Semorobangun semula berbentuk dam pernah jebol sejak enam tahun lalu. Setelah dibangun membali, status dam ditingkatkan menjadi bendung sehingga diharapkan akan mampu mengairi sawah lebih luas lagi.(mkf)