Daerah

Belajar Agama Lewat Internet, Pentingkan Otak dari Hati

Jumat, 23 Maret 2018 | 14:00 WIB

Belajar Agama Lewat Internet, Pentingkan Otak dari Hati

(Foto: Islamnusantara)

Pringsewu, NU Online
Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Pringsewu, Lampung Ahmad Rifa'i mengajak kepada seluruh pendidik untuk terus memberikan pemahaman dan penjelasan kepada pelajar akan efek yang dapat timbul dari penggunaan media sosial yang berlebihan dan tidak bijaksana.

Harapan Rifa'i ini dilontarkannya dengan melihat fakta bahwa di zaman sekarang ini banyak kawula muda yang terjerumus kepada hal-hal negatif akibat cerobohnya mereka dalam memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya internet.

“Saat ini efek negatif dari media sosial sudah banyak terlihat. Di samping tingkat kepedulian kepada lingkungan nyata di sekitarnya berkurang akibat seringnya berinteraksi di dunia maya, berbagai tindakan melampaui batas norma agama dan sosial juga banyak dilanggar akibat media sosial ini,” katanya, Jumat (23/3)

Berbagai tindak kriminalitas serta pola fikir yang terpengaruhi oleh berita palsu, ujaran kebencian dan sejenisnya menurut Rifa'i sudah sangat kentara. Apalagi pola fikir yang terkait dengan permasalahan agama lanjutnya, saat ini sudah mulai banyak anak muda yang pintar namun tidak belajar agama dengan cara yang benar yaitu melalui internet.

“Ini (belajar agama melalui internet) akan sangat berbahaya karena mereka akan mengedepankan otak dan rasio mereka. Tidak menggunakan hati dan rasa,” ujarnya.

Padahal di internet lanjutnya, banyak sekali pemahaman-pemahaman radikal dan sesat yang apabila para pelajar tidak hati-hati dan lepas dari pengawasan guru dan orang tua, bisa jadi mereka akan terjerumus. Dan ini tegasnya, tidak hanya kalangan muda saja yang terpapar pola fikir yang salah, namun orang tua dan juga para tokoh agama serta masyarakat juga sudah ada yang terpengaruh.

“Saat ini kita harus selektif memilih media informasi di internet dan media sosial. Saat ini kita butuh media yang pas untuk menjadi sumber yang terpercaya, menyebar kebenaran dan mendamaikan masyarakat. Diakui atau tidak kita sering men-share berita-berita yang tidak jelas dari sumber yang tidak jelas juga,” kata Rifa’i.

Sudah saatnya menurut Rifa'i, masyarakat faham akan perkembangan internet dan lebih waspada terhadap bahaya yang dapat muncul. Sering melakukan tabayun dan tidak gampang menviralkan berita merupakan salah satu cara terhindar dari efek negatif media sosial. (Muhammad Faizin)