Daerah

Beberapa Kekeliruan saat Mengucapkan Wallaahul Muwaffiq...

Sen, 13 Januari 2020 | 03:00 WIB

Pringsewu, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama (NU) memiliki kalimat yang sering diucapkan sebelum menutup salam saat berbicara di depan umum. Kalimat itu singkat namun agak sulit diucapkan sehingga perlu dilatih untuk mengucapkannya. Jika tidak benar dalam menggunakannya maka akan terdengar rancu dan bisa merubah makna kalimat tersebut.
 
Kalimat itu adalah Wallaahul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thariiq yang berdasarkan berbagai sumber disusun oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah. Kalimat ini masyhur menggantikan Billahit Taufiq wal Hidayah yang sebelumnya telah dibuat. Namun karena banyak digunakan oleh semua kalangan umat Islam, maka kekhasan untuk warga NU tidak ada lagi.  
 
Kalimat ini memiliki arti “Dan Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya”. Pada praktiknya sering banyak orang keliru mengucapkannya. Dan ini diingatkan oleh Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu KH Sujadi saat mengisi Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Bukit Tursina, Pringsewu, Lampung, Ahad (12/1).
 
 
Di antara kekeliruan yang sering terjadi dan dilakukan oleh orang yang baru bisa ataupun sudah terbiasa mengucapkannya di antaranya pertama adalah membaca kata muwaffiq tanpa harakat tasydid. Sebagian juga memanjangkan bacaan "wa" menjadi muwaafiq
 
Kata muwaffiq sendiri memiliki arti yang memberi petunjuk. Jika kata ini tidak ditasydid atau dibaca panjang maka artinya pun akan berbeda bahkan bisa jadi tak ada artinya.
 
Kedua, membaca ila dengan ditambah tasydid menjadi illa. Tentu dua kalimat ini memiliki makna yang sangat berbeda. Ila berarti 'ke' dan illa berarti kecuali. Jika dipaksakan maka akan fatal jadinya seperti jika mengubah illa dalam syahadat menjadi ila.
 
"Ketiga, membaca aqwamith dengan menambahkan huruf alif setelah huruf waw. Perbedaan makna pun akan terjadi jika penambahan ini dilakukan. Aqwamith berarti selurus-lurusnya dan jika diubah menjadi Aqwaamith akan bermakna beberapa kaum," jelasnya.
 
Kekeliruan yang keempat lanjutnya adalah membaca kata Thariiq dengan menambahkan huruf alif setelah huruf Tha sehingga menjadi panjang. Kata ini juga sekaligus dibaca pendek pada huruf ra menjadi Thaariq
 
"Thariiq memiliki arti jalan sedang thaariq adalah sesuatu yang datang dengan mengagetkan pada malam hari," jelasnya saat mengangkat kajian tafsir surat At Thaariq pada kegiatan setiap akhir pekan tersebut.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin