Daerah

Banser Kendal Bantu Seorang Anak untuk Peristirahatan Terakhir Ibunya

NU Online  ·  Rabu, 26 Desember 2018 | 19:15 WIB

Kendal, NU Online
Kabar berantai di media sosial ihwal mayat diangkut menggunakan becak motor dari Batang menuju Kendal, akhirnya terungkap berkat kesigapan Banser Satkorcab Kendal yang bersinergi dengan kepolisian setempat.

Ketua PC GP Ansor Kendal Muhammad Ulil Amri mengatakan pihaknya yang sedang menggelar Diklatsar Banser di Desa Sambongsari Weleri (22/12) segera menginstruksikan tim Banser untuk melakukan pencarian dengan berkoordinasi kepada pihak kepolisian. 

Tidak sia-sia, upaya Banser dan kepolisian membuahkan hasil. Setelah melakukan pencarian semalaman hingga pagi, teka-teki itu akhirnya terpecahkan. 

Dikatakan Amat Robai, Kasatkorcab Banser Kendal, sesosok jenazah perempuan bernama Afiah (64) bersama dua pria muda, salah satunya putra almarhumah, yang membawanya menggunakan bentor ditemukan di Desa Karanganom, Kecamatan Weleri. 

"Alhamdulilah, kami yang hidup ini bisa menunaikan tugas kemanusiaan untuk membantu saudara kita yang mendapatkan musibah, membantu anak almarhumah menunaikan kewajibannya untuk birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua, red)," katanya.

Menurut Ulil yang juga menjabat sebagai Kades Laban, Kangkung, pihaknya melakukan itu atas dasar kemanusiaan dan tidak memandang agama dan status sosial.

 "Dalam menjalankan misi kemanusiaan ini, kami mengedepankan prinsip akhlaqul karimah. Sekaligus sebagai kado untuk para ibu yang belum lama ini diperingati hari istimewanya," ungkapnya, dengan mata berkaca-kaca.

Kapolsek Weleri AKP Abdullah Umar membenarkan penemuan jenazah yang sempat meresahkan warga akibat informasi berantai di media sosial. Pihaknya menurunkan tim anggotanya untuk melakukan pencarian bareng tim Banser yang sudah bergerak di beberapa titik. 

"Terima kasih kepada sahabat Ansor dan Banser yang telah memberikan informasi sekecil apapun sebagai langkah antisipatif. Setelah tim kami berhasil menemukan, kami segera kabari sahabat Ansor dan Banser yang telah bersama kami melakukan pencarian semalaman hingga pagi hari," terangnya.

Kronologi Peristiwa 
Anak almarhumah Ahmad Zubaidi (23) mengaku membawa ibunya dari Desa Lebo, Kecamatan Grinsing, Kabupaten Batang karena rumah yang mereka tempati sudah habis kontrak. Dia bersama keponakannya membawa sang ibu yang sedang dalam kondisi sakit menuju Kendal dengan menggunakan bentor. 

Nahas, setelah tiba di Desa Salakan, Weleri, setelah maghrib, sang ibu didapati telah meninggal dunia. Saat itu dia masih mencari-cari tempat di sekitaran Weleri untuk tinggal dia dan ibunya, tapi belum tahu akan ke mana karena di daerah asal orang tuanya ini mereka tak punya rumah. 

Zubaidi berniat untuk memakamkan ibunya di desa itu, namun karena bukan warga setempat disarankan untuk melapor ke kepolisian. Dia dan keponakannya kemudian membawa jenazah ibunya menuju Desa Karanganom, tempat di mana dulu keluarganya pernah tingga mengontrak.

Mereka sempat mampir di Masjid Ulul Albab  untuk meluruskan jenazah sang ibu. Oleh jamaah masjid yang dijumpainya kembali disarankan agar melapor ke polisi. Tapi mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karanganom pagi hari.

Dari informasi Zubaidi, almarhum ibunya memiliki saudara di Desa Purworejo, Kecamatan Ringinarum, Kendal, namun hingga pemakaman belum dapat dikonfirmasi.

Klarifikasi Penolakan Warga
Setelah viral di media sosial, yang menyebutkan bahwa almarhumah Ibu Afiah dan anaknya diusir dari rumah kontrakannya di Desa Lebo, Kecamatan Grinsing, Kabupaten Batang, karena tak sanggup membayar uang sewa, Sunardi selaku Kades setempat memberikan klarifikasi.

Dari penelusurannya, diketahui bahwa almarhumah bersama anaknya menetap di rumah H Sobirin. Mereka sudah tinggal di rumah itu selama hampir empat tahun. Oleh pemilik rumah kabar itu memang tidak diberitahukan kepada pemerintah desa, karena penghuni kontrakannya ini tidak memiliki identitas. 

H Sobirin melakukan itu lantaran iba pada kondisi sang ibu yang sudah tua dan sakit-sakitan. Selama menempati rumahnya, dia juga tak pernah meminta uang sewa kecuali memang diberikan sendiri oleh penghuninya itu. 

Soal kepergian almarhumah dan anaknya dari rumahnya itu, berawal dari perangai anaknya yang lain yang tidak disukai warga. H Sobirin baru tahu penghuni kontrakannya sudah tidak di tempat ketika anaknya yang lain mendatanginya, sementara almarhumah sudah meninggalkan lokasi sehari sebelumnya bersama anaknya yang lain. Informasi ini dibenarkan oleh Ahmad Zubaidi, yang menyesalkan tindakan saudaranya itu. 

Menanggapi hal itu, Ulil Amri mengatakan, yang terpenting saat ini almarhumah sudah diupayakan untuk mendapatkan perlakuan yang terbaik dalam peristirahatan terakhirnya. Apapun yang dilakukan oleh anaknya hingga terjadi salah paham dengan warga, biarlah menjadi pelajaran, imbuhnya. 

"Syukur masih ada anaknya yang telah membawanya ke sini, hingga dipertemukan dengan sahabat Ansor dan Banser, Polisi, dan warga yang sama-sama mengupayakan yang terbaik. Apa yang sama-sama kita lakukan ini, untuk membantu sang anak menunaikan kewajibannya dan sekaligus menjadi pelajaran bagi kita bersama untuk berbakti kepada orang tua," pungkasnya. (Muhammad Sulhanuddin/Abdullah Alawi)