Pekalongan, NU Online
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di samping kuat fisik karena menjadi tenaga pengamanan di lingkungan NU, juga harus pintar mengaji Al-Qur'an. Jangan sampai menjadi Banser hebat secara fisik, akan tetapi 'blepotan' baca Al-Qur'an.
"Banser itu tentaranya Nahdlatul Ulama, jangan sampai nggak bisa mengaji Al-Qur'an," tegas Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlaul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pekalongan Timur, KH Fatkhuri pada acara Khotmil Qur'an Banser Kota Pekalongan di Masjid Nurul Huda, Gamer Kota Pekalongan, Selasa (28/5) malam.
Dikatakan, di era tahun 90 an Banser memang andalannya kekuatan fisik, sehingga setiap persoalan menyangkut keamanan cukup diselesaikan dengan tangan kosong dan tanpa menggunakan senjata, akan tetapi saat ini harus ditambahi dengan kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik disertai dengan tajwid dan mahrajnya, dan lebih bagus lagi disertai suara yang merdu.
"Banser saat ini tidak cukup mengandalkan kemampuan fisik, akan tetapi harus punya nilai plus dalam bermasyarakat, sehingga masyarakat merasa terayomi dengan hadirnya Banser, karena Banser tidak hanya serba guna tetapi juga harus serba bisa," tandas Fatkhuri yang pernah aktif di Banser pada era 90 an ini.
Fatkhuri juga mengapresiasi Banser punya agenda rutinan khotmil qur'an keliling dari masjid ke masjid. Karena kegiatan ini bisa mendekatkan Banser dengan masyarakat, khususnya di sekitar masjid yang ditempati kegiatan.
"Saya mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan khotmil qur'an Banser dari masjid ke masjid," pungkasnya.
Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Fatkhurrahman kepada NU Online menjelaskan, kegiatan khotmil qur'an Banser Kota Pekalongan telah berjalan cukup lama. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan Banser kepada masyarakat.
"Alhamdulillah, acara rutinan khotmil qur'an Banser dari masjid ke masjid bisa kami laksanakan setiap bulan," ujarnya.
Dikatakan, ada banyak manfaat pertemuan rutin bulanan sesama anggota Banser, yakni sebagai ajang silaturahim, koordinasi informal, hingga menjadi media penyampaian informasi seputar organisasi.
"Dengan seringnya bertemu di luar agenda tugas kebanseran, kegiatan rutin bulanan Banser banyak manfaatnya. Minimal untuk menjalin keakraban sesama anggota," paparnya.
Dirinya bersyukur menjadi bagian dari Banser Kota Pekalongan. Pasalnya, di Kota Batik ini Banser sering dilibatkan dalam kegiatan keagamaan, baik level lokal, regional, nasional hingga internasioal. Apalagi di Kota Pekalongan ada tokoh ulama besar yakni Habib Luthfi bin Yahya dan Banser sering dilibatkan untuk membantu kelancaran kegiatan-kegiatan yang dihelat Habib Luthfi. (Muiz)