Daerah

Banjir Brebes Berulang dan Mengkhawatirkan, Apa yang Harus Dilakukan?

NU Online  ·  Selasa, 13 Februari 2018 | 05:30 WIB

Banjir Brebes Berulang dan Mengkhawatirkan, Apa yang Harus Dilakukan?

Kondisi banjir di Desa Terlangu. (Foto: Pantura Post)

Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Kabupaten Brebes bergerak cepat dan sigap ketika banjir menerjang beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Senin (12/2) pagi.

Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Kali Pemali karena volume air sudah mencapai batas maksimal menerjang lima Kecamatan Wanasari, Jatibarang, Brebes, Larangan, dan Songgom. Dari lima kecamatan tersebut, total ada 31 desa yang terdampak banjir.

Menurut Ketua PC GP Ansor Brebes Ahmad Munsip, banjir di Brebes yang disebabkan meluapnya Kali Pemali bukan terjadi tahun ini saja, tetapi tahun lalu juga terjadi banjir dengan penyebab yang sama.

Munsip menilai, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes kurang serius dalam mengantisipasi bencana banjir yang berulang ini.

“Dengan kejadian yang berulang tersebut, bisa dilihat Pemkab Brebes tidak serius dalam hal antisipasi. Mestinya lebih serius dalam menangani Kali Pemali,” ujar Munsip saat dihubungi NU Online, Selasa (13/2).

Dua tahun belakangan, kali yang membelah Brebes dan berlokasi di perbatasan Brebes-Tegal itu tidak cukup menampung volume air ketika terjadi hujan deras. Pemerintah hanya menancapkan beton indikator berwarna hijau, kuning, dan merah sebagai warning bagi warga.

Namun, langkah antisipasi sendiri tidak ada sehingga warga hanya menerima nasib siap diterjang banjir ketika volume air sudah mencapai garis merah. Kali Pemali yang belum maksimal dinormalisasi berakibat tanggul menjadi rapuh dan jebol.

Volume air yang sangat banyak ketika turun hujan juga terkait dengan kemampuan Kali Pemali menampungnya. Selama bertahun-tahun, sejumlah kali yang melintang di Kabupaten Brebes belum dilakukan pengerukan meskipun kondisi kali masih cukup dalam. Tetapi sedimentasi lumpur menyebabkan kali semakin dangkal.

“Dua tahun ini Brebes diterjang Banjir dari jebolnya tanggul Kali Pemali. Ke depan harus segera diantisipasi,” jelas Munsip.


Sungai Pemali sesaat sebelum meluap, sudah mencapai garis merah. (Foto: Pantura Post)

Ada dua kali besar yang mengapit Brebes, Kali atau Sungai Cisanggarung di Kecamatan Losari. Sungai ini terletak persis di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah dan melintang di Losari-Brebes dan Losari-Cirebon. Sungai Cisanggarung juga pernah meluap dan menerjang 11 desa di Losari, Brebes tahun 2014 silam.

Hal ini belum ditambah sungai-sungai lain yang juga melintang di Brebes seperti di Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Bulakamba yang juga berpotensi meluap ketika hujan deras mengguyur.

Munsip mengapresiasi para kader NU yang selama ini ikut membantu mengevakuasi korban banjir seperti LPBI PCNU Brebes, CBP IPNU Brebes, serta lembaga dan banom lainnya.

Ratusan warga diungsikan ke posko-posko pengungsian termasuk ke Kantor PCNU Brebes yang menjadi salah satu tempat menampung korban banjir.

Menurut Munsip, saat banjir menerjang Brebes Senin (12/2) pagi, banyak warga yang membutuhkan pasokan makanan sebab mayoritas warga sedari pagi belum mengonsumsi makanan apapun dikarenakan belum sempat memasak.

Awalnya, banjir deras menerjang Desa Terlangu, Desa Lengkong, dan Desa Krasak setinggi dada orang dewasa. Namun, ketika di desa tersebut banjir mulai surut, justru banjir beralih mengalir ke bagian utara di Desa Limbangan dan sekitarnya di Kecamatan Brebes.

“Di Desa Limbangan, saat ini banjir sudah mencapai 80-100 cm,” ungkap Munsip yang sedang bergerak ke lokasi banjir.

Sampai saat ini, masih terus dilakukan upaya pertolongan dan evakuasi oleh personel gabungan GP Ansor dan Banser Brebes, Polres Brebes, Kodim/0713/Brebes, Pemkab Brebes, dan BPBD Brebes ke posko pengungsian. Sebab, terdapat beberapa warga yang belum mau mengungsi ke tempat aman atau posko yang telah disediakan. (Fathoni)