Daerah

Bahtsul Masail Bangkitkan Gairah Intelektual Masyarakat Bawah

NU Online  ·  Sabtu, 16 Desember 2017 | 01:02 WIB

Pamekasan, NU Online
Masyarakat bawah yang meliputi petani, peternak, pekebun, dan sejenisnya, nyaris sulit punya waktu untuk belajar karena dibekap kesibukan bekerja. Karenanya, mereka sangat terbantu dengan program bahtsul masail yang hingga kini rutin dilaksanakan oleh PCNU Pamekasan.

Hal itu diakui oleh Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kadur Ustadz Abd Syukur di tengah-tengah pelaksanaan bahtsul masail MWCNU Kadur di Pesantren Karang Anyar Pamoroh, Kadur, Pamekasan, Jumat (15/12).

Menurutnya, program bahtsul masail merupakan salah satu kekayaan ilmiah yang dimiliki oleh NU dan pesantren. Karena dengannya, ukhawah islamiah dan spirit keilmuan bisa dibangun serta menjadi tradisi positif di tengah kesibukan bekerja masyarakat di tingkat bawah.

"Di samping itu, tali silaturrahmi juga bisa hidup dengan baik. Karena selain sulit punya waktu belajar, masyarakat bawah juga terkendala sibuk bekerja untuk membangun silaturrahmi secara istikamah," terangnya.

Dalam kesempatan itu, masail yang dibahas ialah mahram bagi wanita safar haji. Deskripsi masalahnya berpangkal pada banyak wanita secara materi sudah mampu melaksanakan safar haji, tetapi ia tidak mempunyai mahram. Tapi di daerahnya ada lelaki yang saleh yang ingin melaksanakan haji bersama beberapa wanita dari mahramnya.

Deskripsi masalah tersebut mengerucut pada empat masail, yaitu apa definisi mahram kaitan dengan wanita yang ingin melaksanakan safar haji? Bolehkah Lelaki yang saleh tersebut diangkat menjadi mahram oleh wanita tersebut kaitannya dengan safar haji?

Selanjutnya, kalau tidak boleh, apakah sah haji wanita tersebut jika pergi bersama seorang lelaki saleh yang pergi bersama beberapa wanita mahramnya dan lelaki tersebut sebagai pembimbingnya? Terakhir, apakah gugur dari kewajiban haji dikarenakan tidak ada mahram yang mendampingi padahal ia telah mampu dari sisi materi?

Segala jawaban yang dirumuskan, nanti akan direkomendasikan kepada pihak Kemenag Pamekasan untuk dikonsumsi secara umum.

"Hasilnya nanti juga akan disebar secara tertulis kepada pengurus NU hingga ke tingkat ranting. Muaranya, bisa tersebar luas di lingkungan masyarakat," kata Ustadz Syukur. (Hairul Anam/Alhafiz K)