Daerah

Aswaja NU Center Sidoarjo Gelar Pelatihan Cepat Membaca Kitab Aqidah

Sab, 25 Januari 2020 | 06:30 WIB

Aswaja NU Center Sidoarjo Gelar Pelatihan Cepat Membaca Kitab Aqidah

Kiai Sholeh Qosim, Kiai Taufiq dan istrinya pada bedah kitab Aqidah Ahlissunnah Wal Jamaah nadzam Arab, Jawa dan Indonesia oleh PC Aswaja NU center Sidoarjo. (Foto: NU Online/M Kholidun)

Sidoarjo, NU Online
Aswaja NU Center PCNU Sidoarjo, Jawa Timur menggelar bedah Kitab Aqidah Ahlis Sunnah Wal Jamaah nadzam Arab, Jawa dan Indonesia. Kitab yang merupakan karya KH Taufiqul Hakim Jepara tersebut dibedah di Masjid Agung Sidoarjo, Sabtu (25/1).
 
Kitab ilmu tauhid ini merupakan dari kitab Fathul Majid Syeh Nawawi bin Umar al-Jawy. Kemudian ditulis KH Taufiqul Hakim sekitar satu bulan dan diterbitkan oleh Percetakan El-Falah Jepara yang terdiri dari 210 halaman dengan dilengkapi catatan di halaman terakhir.
 
"Kitab aqidah ini merupakan kitab ilmu tauhid. Ilmu tauhid ini adalah kitab Fathul Majid, ditulis dengan nadzaman Arab, Jawa dan Indonesia agar mudah dipelajari," kata KH Taufiqul Hakim.
 
Pihaknya juga mengenalkan produk atau kitab pertamanya bernama Amtilati. Metode Amtsilati adalah metode praktis membaca Al-Qur'an untuk pemula.
 
"Kalau kita bandingkan dengan seminar, membosankan dan rata-rata orang ngantuk. Maka dibuat pengajian semi seminar dan dibuatkan menjadi kitab kecil yang mudah dimasukkan di saku," ujarnya.
 
Kiai Taufiqul Hakim juga membagikan cara membaca kitabnya yang bisa dimasukkan ke dalam saku tersebut. Caranya yaitu  cukup dibaca lima bait sebelum dan setelah belajar. Dalam jangka waktu sepekan dapat sekali khatam. Setahun akan khatam 40 kali, dan hal itu masuk ke alam bawa sadar serta tidak sadar.
 
"Inilah efektifnya dan dicari pemerintah yaitu metode berkarakter," tuturnya.

KH Taufiq juga mencotohkan cara membaca dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sesekali memakai bahasa Arab yakni dengan melantunkan shalawat yang dibacakan oleh istrinya, Hj Munasiroh Al-Ahafidoh dengan nadzam Arab.

Hj Munasiroh melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian membaca kitab tersebut dengan nada shalawat yang dibaca sebelumnya.
 
"Hanya seperti itu cara kita membacakan kitab kepada murid. Kemudian baru dibaca bersama. Enak bu?," ucap Kiai Taufiq yang kemudian disambut para jamaah dengan jawaban enak...

Kiai Taufiqul menyatakan, membaca kitab dengan metode tersebut banyak manfaatnya. Salah satu kegunaan yakni setiap hari membaca shalawat kepada Nabi Muhammad dengan santai dan menyenangkan.

Lebih lanjut ia menyatakan, manusia mempunyai otak persis seperti orang sujud. Satu triliun sel, satu miliar sel yang ada itu sel aktif. 900 miliar yang ada pelengkap. 
 
"Alam kita, otak kita ada yang alam sadar kekuatannya sekitar 12 persen, 88 persen atau 9 kali 5 alam bawah sadar. Kita baru memaksimalkan 4 persen. Berarti banyak yang belum digunakan," urainya.

Antara sadar dan bawah sadar ada pintunya, yaitu tripikal faktor. Pintu menuju alam bawah sadar bisa terbuka dengan lima perkara yakni emosi. Emosi sendiri ada dua positif dan negatif. Marah berarti negatif. 
 
Seanjutnya adalah kosentrasi, repetisi artinya diulang minimal 21 kali, rileksasi dengan lagu dan terakhir kepercayaan.
 
Ribuan jamaah yang membanjiri masjid ini pun nampak antusias menirukan shalawat yang dibacakan Hj Munasiroh Al-Ahafidoh dari awal hingga tuntas.
 
"Betapa indahnya membaca shalawat dengan menyenangkan," pungkasnya. 
 
 
Kontributor: Moh Kholidun
Editor: Ibnu Nawawi