Daerah

Ansor Way Kanan Ajak Masyarakat Sehat dengan Sedekah Sampah dan Oksigen

NU Online  ·  Rabu, 10 Januari 2018 | 00:06 WIB

Way Kanan, NU Online
Beragam cara menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu diantaranya, menjaga sumber daya alam dan lingkungan yang merupakan pinjaman generasi bangsa. Demikian pernyataan Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Lampung, Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Rabu (10/11).

"Manusia hidup butuh air. Tubuh kita membutuhkan air di atas 60 persen. Pertanyaannya, jika kualitas air menurun akibat kebiasaan sebagian besar masyarakat membuah sampah sembarangan, mungkinkan kita berharap memiliki generasi bangsa berkualitas?" ujar Koordinator The Society of Environmental Journalists (SIEJ) atau masyarakat jurnalis lingkungan hidup di Lampung itu.

Indonesia menempati peringkat ke-2 dalam hal pembuangan sampah plastik ke laut, dengan jumlah 187,2 juta ton. Sedangkan Tiongkok di posisi teratas dengan 262,9 juta ton sampah plastik. 

"Belum lagi bagaimana masyarakat membuang sampah. Kadang ada yang pura-pura bawa sesuatu dijatuhkan begitu saja di jalan, membuang bungkus makanan dan minuman ringan dari jendela mobil. Di perkampungan, pengelolaan sampah juga belum optimal dan menjadi gaya hidup. Padahal, membuang sampah sembarangan adalah awal bencana dan terciptanya lingkungan tidak sehat," ujar penggiat Gusdurian Lampung itu.

Menjelang pelaksanaan bakti sosial penyembuhan alternatif Aji Tapak Sesontengan (ATS) akan dilangsungkan di Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu, Selasa (16/1), Pelaksana Tugas Kepala Satuan Khusus Banser Husada Satkorwil Lampung itu menawarkan solusi sederhana kepada kader dalam mengelola lingkungan hidup dan kesehatan. 

Zaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat aidin nasi li yuziqahum ba'dal lazi amilu la'allahum yarjiun. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

"Sudahkah kita mengamalkan surah Ar Ruum ayat  41 tersebut? Atau justru menistakannya dengan perilaku, membuang sampah sembarangan? Penawaran sederhana begini, masyarakat menyembuhkan penyakitnya dengan sedekah sampah.

Pengertiannya, membawa sampah rumah tangga anorganik bisa didaur ulang. Buku bekas, kardus, ember pecah, gelas bekas air mineral lebih baik disedekahkan daripada dibakar atau dibuang begitu saja dan jadi sarang  nyamuk di musim penghujan ini," kata dia lagi.

Sedekah sampah itu nantinya akan diuangkan, selanjutnya dibelikan pohon produktif yang memiliki banyak manfaat dan diserahkan pesantren, masjid, anak yatim piatu yang dihimpun sebagai ikhtiar kemandirian sekaligus menjaga lingkungan hidup.

"Namun jika masyarakat tidak punya juga tidak menjadi soal, tak perlu pula harus memecahkan ember bagus agar rusak, tetap bisa mengikuti terapi gratis. Kita hanya berupaya mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Itu satu cara kita sebagai kader Ansor dan Banser menjaga NKRI. Selain itu, kita perlu gerakan sederhana, tapi sekali bergerak dapat beberapa manfaat bagi masyarakat dan kehidupan," demikian Gatot Arifianto. (Taj Naladhipa/Fathoni)