Kendal, NU Online
Memperingati hari lahir atau harlah ke-84, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengisinya dengan mujalasah. Kegiatan ini sekaligus sarana sosialisasi pendidikan pemilih menyambut pemilihan kepala daerah atau pilkada.
Kegiatan yang dihadiri Panitia Pemungutan Suara (PPS) Patebon ini diselenggarakan di serambi Masjid Al Hidayah Desa Bangunsari. Di samping mempererat ukhuwah jamiyah kepemudaan Ansor, juga dapat memberi pemahaman pentingnya partisipasi pemilih pada pesta demokrasi yang akan digelar.
"Kami menggandeng komisioner Panitia Pemilihan Kecamatan atau PPK dengan tujuan menegaskan bahwa Ansor tidak berpolitik praktis. Kita di mana-mana tapi tidak ke mana-mana,” kata Akhmas Sodiq, Rabu (2/5) malam.
Ketua Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Patebon ini mempersilakan warga untuk berpolitik atas nama pribadi, bukan organisasi. Hal tersebut menurutnya sesuai khittah NU bahwa Nahdliyin tidak berpolitik praktis, namun tetap memiliki hak berpolitik. “Jamiyah sebesar NU bakal kocar-kacir tentunya jika digiring ke ranah politik praktis yang justru malah membahayakan organisasi sendiri,” ungkapnya.
Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama GP Ansor dan PPK Patebon ini sangat tepat mengingat pemilih dari golongan muda cukup dominan dalam setiap pemilihan umum. “Kegiatan ini juga berguna untuk mendorong dan mengajak para pemuda untuk tidak mudah terhasut dengan berita hoaks berkaitan dengan kampanye calon,” jelasnya.
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan ini menjadi media untuk mengampanyekan "no golput" bagi para kader Ansor dan pemilih pemula yang berada di wilayah setempat.
Lebih dari 80 anggota Ansor antusias dalam acara harlah yang disertai sosialisasi ini. Pada kesempatan tersebut PPK membagikan selebaran berisi petunjuk maupun informasi berkaitan dengan pasangan calon gubernur maupun wakil dan waktu pelaksanaaan pemilihan.
“Dengan mengusung tema, becik tur nyenengke Ansor siap menyukseskan gelaran pesta demokrasi pada bulan Juni mendatang. Ora nyoblos, ora jos,” pungkasnya, (Muhammad Kridaanto/Ibnu Nawawi)