Daerah

Ansor dan IPNU diminta Jaga NKRI

NU Online  ·  Selasa, 12 Juli 2011 | 01:25 WIB

Tegal, NU Online
Ansor , IPNU dan IPPNU diminta untuk setia mempertahankan NKRI, karena menurutnya NKRI bukan saja sebagai salah satu pilar kebangsaan tetapi juga sebagai simbol kerukunan hidup . Demikian disampaikan camat Dukuhwaru Dra Noor Alina Agustini dalam kegiatan rapat kerja Anak cabang (Rakerancab) bersama antara GP Ansor, IPNU dan IPPNU Kecamatan Dukuhwaru  Kabupate Tegal Ahad (10/7) bertepatan dengan 8 Sya’ban 1423 H.
 
“Disinilah peran Ansor, IPNU-IPPNU menjadi penting jika melihat filosofi, generasi muda sejatinya sebagai menerus masa depan bangsa. Untuk itu NKRI harus tetap dijaga samapai kapanpun karena perjuangan berikutnya adalah dipundak generasi sekarang termasuk Ansor dan IPNU ini,“ katanya
<>
Pada sisi lain, lanjut dia, NKRI ini merupakan warisan luhur bangsa yang memeiliki nilai juang tinggi dan memang menjadi kekuatan penuh kejuangan.  kalau kita semua tidak mau melanjutnya lalu siapa lagi.

“Untuk itu dalam rakerancab ini, program yang akan dijalankan agar lebih bias melihat potensi dan kondisi local, sehingga dengan acuan ini program bukan hanya pada tataran kertas tetapi bisa terimplementasi dengan baik dan berdaya guna” pungkasnya

NKRI Tetap Harga Mati 

Kegiatan yang dijadwalkan satu hari itu, dihadiri Camat Dukuhwaru Dra Noor Alina Agustini, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Muslih, S.Pd.I, Pengurus MWC NU Kecamatan Dukuhwaru terlihat jajaran syuriyah dan ketua tanfidziyah, perwakilan badan otonom PAC. Fatayat dan Muslimat NU Kecamatan Dukuhwaru. Terlihat pula pewakilan Kapolsek Dukuhwaru.

Ketua PC GP. Ansor Kabupaten Tegal, Muslih, S.Pd.I mengingatkan Ansor jangan dilihat dengan sebelah mata, karena Ansor memilki kekuatan yang besar, ini dapat dilihat dari SDM kader-kader muda ini. Potensi demikian secara langsung memberikan kontribusi bagi perkembangan pembangunan bangsa dan negara lewat rakerancab, lanjut Muslih, diharap bisa memberikan terobosan-terobosan baru yang lebih segar dan memiliki nilai khidmat bagi organisasi dan yang lainya. “Besar harapan kegiatan ini, menjadi embrio pemompa semangat baru,” harapnya.

Sementara Ketua MWCNU Kecamatan Dukuhwaru Kiai Hanafi menegaskan bahwa NU tetap setia mendukung dan mempertahankan NKRI sebagai harga mati. Karena NU tahu betul dan memiliki jasa besar terhadap NKRI, karena itu kalau ada pihak-pihak yang akan merubah NKRI maka NU akan memiliki andil besar untuk menolaknya bahkan melawannya.

“NU akan menjadi besar kalau disetiap lini berjalan dan secara nyata kontribusi untuk bangsa dan negara, baik dari bdan otonom dan lembaga-lembaga yang lainya,“ pungkasnya.
 
Dalam kesempatan yang sama ketua PAC IPNU Kecamatan Dukuhwaru Faizal Ali menyatakan di zaman yang global dan semakin komplek pergaulan remaja teruma pelajar hampir tanpa batas karena pengarauh tekhnologi dan peradaban. Kalau tidak hati-hati maka bisa saja terjerumus kelembah kenistaan.
 
Disini peran IPNU-IPPNU sebagai organisasi kepelajaran di lingkungan NU, memiliki kepentingan untuk mengatisipasi melalui wadah organisasi, sehingga ketika mereka terorganisir dalam wadah yang jelas maka kontrol terhadap gerakan dan tingkah laku dapat terbaca dengan jelas, sehingga antisipasi ini dapat menjadi perhatian semua pihak, “Karena kami yakin, ketika tujuan-tujuan yang mulia akan mendapatkan nilai lebih dan dukungan penuh dari masyarakat. dan IPNU-IPPNU menjadi penting untuk diikuti bagi kader pelajar bangsa,” terangnya.
 
Dikesempatan itu juga ketua panitia Nur Hasan melaporkan, bahwa kegitan rakerancab baru pertama kali dilakukan secara bersama-sama di PAC Kecamatan Dukuhwaru, dengan tujuan sebagai bentuk siar dan bersama-sama mendorong untuk kemajuan dan kemalahan bersama-sama.

Hasan juga melanjutkan peserta yang mengikuti rakerancab berjumlah 150 peserta yang merupakan perwakilan ranting se-kecamatan Dukuhwaru dan pengurus PAC. Kegaiatn yang mengambil tema bersama membangun khazanah nahdliyah yang bermartabat, itu memilki peran penting sebagai sumber inspirasi, bagaiman dari beberapa kekuatan jika disatukan.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz