Bekasi, NU Online
Dewasa ini, di media sosial banyak sekali tayangan-tayangan video yang menayangkan ceramah-ceramah para ustadz. Video-video semacam itu rupanya diminati oleh kaum muda yang baru melek beragama.
Demikian diungkapkan Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Barat Rizki Topananda, saat diskusi santai seputar videografi dan audiovisual bersama anak-anak muda NU Bekasi dan Sutradara Film Vicky Ray di kawasan Summarecon Mall, Kota Bekasi, Sabtu (23/6) dini hari.
"Ustadz-ustadz di media sosial itu kadang suka seenaknya saja mengeluarkan pernyataan. Seperti mengkafirkan, membid'ahkan, atau misalnya mengharamkan musik. Padahal kan kalau musik membawa kita untuk ingat kepada Allah, itu malah baik," kata Rizki.
Pria berkacamata ini mengaku ingin membuat konten-konten video yang sama di media sosial, dengan isi yang berbeda. Yakni untuk mengcounter konten yang tidak sejalan dengan Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah di Indonesia.
"Alhamdulillah, kita sudah punya media khusus dipegang sama anak-anak muda NU Kota Bekasi, namanya Labirin(dot)id (Laboratorium Intelektual Pelajar Nahdliyin). Itu juga sebagai wadah kreativitas anak-anak NU di era digital ini," ucapnya.
Labirin(dot)id juga memiliki beberapa akun media sosial seperti Youtube dan Instagram. Sejauh ini sudah ada 6 video ceramah dari kiai-kiai NU yang membahas berbagai tema. Meski jumlah penonton di Youtube baru mencapai angka 400, Rizki yakin suatu saat nanti Labirin(dot)id mampu menyedot perhatian publik.
"Kita bertahaplah. Semoga Labirin(dot)id mampu menjawab atas kegersangan kita dalam beragama selama ini. Klaim kafir, haram, bid'ah, dan sebagainya itu harus dihapuskan, kemudian diganti dengan pilihan alternatif hukum agar orang awam tidak takut untuk beragama," jelas pria penyuka lagu-lagu Kangen Band ini.
Lebih jauh, Rizki ingin anak-anak muda NU di Kota Bekasi yang ternaungi dalam Labirin(dot)id ini memiliki keahlian membuat film-film pendek bernafaskan religi. Walau hanya tayang di Channel Youtube, menurutnya tidak menjadi masalah asal pangsa pasar dan segmentasinya jelas.
"Segmentasi kita harus jelas. Kita incar anak-anak remaja yang masih tanggung (beragama). Kemudian kita juga harus siapkan timnya untuk meng-share film-film karya Labirin(dot)id. Sekarang, kita harus sudah massif berselancar di media sosial," katanya. (Aru Elgete/Muiz)