Daerah

Agama Mengajarkan Cinta dan Kedamaian

Sel, 6 April 2021 | 03:15 WIB

Agama Mengajarkan Cinta dan Kedamaian

Semua agama pada hakikatnya tidak membenarkan kekerasan. Semua agama mengajarkan cinta dan kedamaian.

Hulu Sungai Utara, NU Online
Sebagai pelajar NU yang berhaluan aqidah Islam Ahlusunnah wal Jamaah, harus menyampaiakan pesan damai. Di mana ada orang Islam di situ ada kedamaian, ada cinta.

 

"Kita sebagai orang Islam jangan sampai menghilangkan citra diri, Islam yang damai, Islam yang menyebarkan keselamatan dan kedamaian dan juga cinta," kata Muhammad Sahlani Wakil Ketua PW IPNU Kalsel.


Berkaca dari peristiwa bom bunuh diri di Makassar, kalau dari kata teror tentu tidak jauh dari terorisme dan anarkis, dalam konteks teror."Kita sebagai orang beragama mengutuk keras atas insiden teror tersebut," katanya dalam Podcast Pelajar NU HSU, Ahad (4/4).

 

Semua agama pada hakikatnya tidak membenarkan kekerasan. "Semua agama tidak membenarkan adanya bom bunuh diri, semua agama mengajarkan cinta dan kedamaian, apa pun agamanya," lanjutnya.


Teror ataupun terorime seperti yang terjadi di Makassar, jelas terjadi karen orang salah dalam memahami ajaran agama yang dianutnya. "Salah kalau dikatakan bahwa aksi teroris itu berasal dari satu agama saja. Tapi, seorang teroris itu beragama, hanya saja pelaku aksi teror itu salah dalam hal memahami ajaran agama, jadi agama itu cinta dan kedamaian," tuturnya.

 

Karena itu, sebagai pelajar jihad terbaik adalah belajar, bagaimana belajar yang dan benar. "Jangan sampai kita sebagai seorang yang beragama, apalagi yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah, justru kehadiran kita tidak memberikan rasa nyaman pada orang," ujar pria yang akrab dengan peci hitam itu.


Ia mengingatkan, gerakan gerakan keras sebenarnya jauh-jauh hari sudah dikatakan KH Hasyim Asy'ari. "Beliau mengatan akan hadir di Nusantara ini orang yang senang mencaci maki. Maka dalam hal ini, menjadi tugas kita bersama sebagai pelajar milineal tidak ikut terprovokasi akan gerakan itu," sambungnya.


Di samping itu, pelajar NU hendaknya tidak terpengaruh dengan provokatif, apalagi dalam media sosial. "Orang-orang seperti ini (berhaluan keras) memiliki akun sosmed yang banyak, hampir satu orang memilki puluhan akun untuk menyebar ajakan-ajakan jihad, ajakan masuk syurga dengan aksi teror," lanjutnya.


IPNU hari ini harus menjadi wadah atau tempat mereka bereksperisi. Artinya, mereka yang di luar IPNU agar tidak ikut-ikutan gerakan keras. "Jangan sampai kita menghindari mereka, tetapi bagaimana kita bisa  masuk dan tentunya kita kuat. Jangan sampai juga kita yang terpengaruh atas gerakan mereka itu," tutupnya.

 

Kontributor: Novei Ahdiat
Editor: Kendi Setiawan
Â