215 Mahasiswa Baru STAI Al-Muhamad Ikuti Mastama
NU Online · Senin, 8 Oktober 2012 | 01:27 WIB
Blora, NU Online
Sedikitnya, 215 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Muhamad Cepu, Blora, Jawa Tengah, mengikuti masa ta’aruf mahasiswa (Mastama). Mastama digelar selama tiga hari. Yakni, dari 4 hingga 6 Oktober.
Ke-215 mahasiswa baru yang mengikuti mastama tersebut berasal dari tiga prodi. Masing-masing prodi Ahwal As-Syakhsyiyah, prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan prodi Perbankan Syariah.
<>
Salah seorang panitia, Kusairi SPdI kepada NU Online mengatakan, mahasiswa yang mengikuti mastama tersebut merupakan mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013. Selama mengikuti mastama, mereka digembleng sejumlah materi.
”Mereka dikenalkan dengan lingkungan akademik yang baru. Yakni, STAI Al-Muhamad yang berlokasi di lingkungan Pondok Pesantren Al-Muhamad,” ujar Kusairi, yang jug aktifis Gerakan Pemuda Ansor Blora.
Mahasiswa baru tersebut dipernalkan sistem perkuliahan di kampus. Dimana, sistem perkuliahan berbeda dengan sistem pembelajaran di SMA/MA/SMK. Dimana, salah satu titik poin perkuliahan yang dikembangkan kampusnya adalah pengembangan penalaran.
Selain mendapat materi di kampus, mahasiswa juga mendapat materi di lapangan. Materi lapangan dipusatkan lokasi Outbond Dayu Alam Asri Karangmalang Sragen.
”Mahasiswa mendapat materi outbond dengan harapan mereka bisa bekerja dalam tim,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang dosen STAI Al-Muhamad, Sholihin Hasan SAg MPdI menambahkan, STAI Al-Muhamad merupakan perguruan tinggi yang mengembangkan konsep almuhafadhotu ‘alaqodimis sholeh wal akhdzu biljadidil ashlah. Yakni, selalu mempertahakan hal-hal lama yang masih baik sambil terus mencari hal-hal baru yang lebih baik lagi.
”Beberapa materi yang diajarkan adalah berkaitan dengan kitab kuning dan kepesantrenan,” ujar Sholihin yang juga alumnus pascasarjana Universitas NU Surakarta.
Dengan menggunakan prinsip tersebut, lulusan STAI Al-Muhamad akan memiliki keseimbangan. Salah satunya adalah keseimbangan kecerdasan penalaran dan kecerdasan menghargai tradisi yang selama ini berkembang di tengah-tengah masyarakat. Yakni, tradisi yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua