100 Juta Rupiah Lebih, Ranting NU Tugusari Santuni Anak Yatim
NU Online · Jumat, 16 Oktober 2020 | 06:40 WIB

Gebyar Santunan Anak Yatim Ranting NU Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Ranting NU Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, luar biasa. Kendati hanya level kepengurusan ranting, namun program kerja organisasi langsung mampu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Sejak awal Ranting NU yang dipimpin H Hasbullah ini, prioritas program difokuskan pada santunan, khususnya untuk anak yatim.
Seperti yang dilakukan Ranting NU Tugusari pada Rabu (14/10) malam di lapangan Krajan, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari. Malam itu Pengurus Ranting NU setempat menggelar acara khusus yang bertajuk Gebyar Santunan Anak Yatim.
Acara tersebut tampak cukup meriah dengan menggelar panggung lebar, lengkap dengan pelepasan kembang api saat para yatim menerima santunan. Sebagai pengiring, acara tersebut juga diisi dengan pembacaan shalawat dan tausiyah singkat.
“Intinya memang santunan. Jadi kami ingin anak-anak bahagia, tidak hanya bahagia dengan uang santunannya,” ungkap Ketua Ranting Tugusari, H Hasbullah kepada NU Online di sela-sela acara.
Dalam acara tersebut, terdapat 110 anak yatim yang mendapatkan santunan. Mereka berasal dari seluruh pelosok Desa Tugusari. Masing-masing yatim mendapatkan uang Rp1.000.000,- dengan total santunan yang dikucurkan sebesar Rp110.000.000.-
Acara santunan itu adalah yang ke-9 dilakukan oleh Pengurus Ranting NU Tugusari, dimulai sejak tahun 2012. Dan rata-rata total nominal santuan mencapai di atas Rp50 juta rupiah.
“Alhamdulillah, selama ini (santunan) lancar, semoga kami terus bisa memberikan manfaat,” jelasnya.
Namun untuk merutinkan pemberian santunan ini tidaklah gampang. Usaha ini dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh segenap Pengurus Ranting Tugusari. Salah satunya adalah dengan membentuk bank sampah. Bank sampah tersebut dikelola oleh Yayasan Raudaltul Jannah. Yayasan milik Ranting NU Tugusari yang didirikan tahun 2014.
Yayasan tersebut setiap hari menghimpun sampah berupa kertas bekas, kardus bekas, dan rongsokan dari masyarakat. Masyarakat memberikan sampah itu tanpa minta imbalan apapun karena mereka tahu hasilnya untuk kegiatan sosial. Dan yayasan pun mengelolanya secara transparan, mulai dari pemasukan, pengeluaran, hingga biaya administrasi.
“Semua kita lakukan demi kerja sosial, kami ada ingin memberikan manfaat kepada masyarakat,” ungkapnya.
Diakui H Hasbullah, pengumpulan dana untuk santunan tidak semata-mata mengandalkan pemasukan dari bank sampah, tapi juga donasi dari masyarakat Kecamatan Bangsalsari, bahkan luar Jawa. Jauh hari sebelumnya, panitia menyebarkan amplop kosong sebanyak mungkin kepada masyarakat untuk diisi uang, dan selanjutnya diambil oleh panitia.
“Ya kita harus usaha kemana-kemari, bahkan teman-teman saya yang di luar Jawa, Jakarta, dan Malaysia juga saya mintai sumbangan. Saya tidak malu, karena semua dilaporkan dengan transparan oleh panitia,” terangnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua