Memakai Kostum Khusus Saat Takziyah
NU Online Ā· Selasa, 30 Desember 2014 | 09:02 WIB
Assalamuāalaikum wr wb. Pak ustadz yang terhormat, saya mau menanyakan mengenai permasalahan yang sering kita lihat saat ada orang yang meninggal dunia. Banyak diantara anggota keluarga dan orang-orang yang takziyah memakai pakaian berwarna hitam.<>
Yang saya mau tanyakan apakah ada dasarnya mengenai perintah mengggunakan pakaian tertentu saat ada orang meninggal atau takziyah? Atas jawabannya kami haturkan terima kasih. (Saifuddin, Sulawesi Barat).
Ā
Waāaalaikum salam wa rahmatullah wa barakatuh.
Saudara Saifuddin yang mudah-mudahan selalu dalam naungan kasih sayang Allah. Kehilangan orang yang dicintai merupakan musibah yang cukup berat untuk dirasakan dan sangat wajar kiranya apabila seseorang merasa sedih atas kepergian orang yang dicintainya.
Mengekspresikan maupun meluapkan emosi saat ditinggal menghadap ilahi oleh orang yang dicintai merupakan hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bersedih atau bahkan menangisi kepergian orang yang dicintai pada hakikatnya tidak dilarang oleh agama, bahkan Rasulullah saw sendiri pernah mengalirkan air mata saat ditinggal orang yang dicintainya.
Sebuah riwayat yang bersumber dari imam Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa tatkala Ibrahim putra beliau dari istri Mariyyah al-Qibthiyyah meninggal, linangan air mata mengalir membasahi pipi manusia termulia ini. Meskipun demikian, tidak semua ekspresi kesedihan dapat dibenarkan oleh ajaran agama Islam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw memberikan rambu-rambu bagaimana cara seorang Islam mengekspresikan kesedihan saat berduka. Beliau mengatakan:
Ā ŁŁŁŁŲ³Ł Ł ŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų¶ŁŲ±ŁŲØŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲÆŁŁŲÆŁ ŁŁŲ“ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŲÆŁŲ¹ŁŲ§ ŲØŁŲÆŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŁŲ©Ł
Artinya: āBukan termasuk golongan kami, orang yang memukul pipinya (saat berduka), merobek saku dan berdoa dengan doa-doa jahiliyyah.ā
Saudara penanya yang kami hormati. Dari hadist di atas, para ulama bersepakat mengenai keharaman berteriak-teriak, menjerit meratapi musibah, serta ekspresi-ekspresi berlebih lainnya saat berduka cita seperti mencakar wajah, menepuk dada dan lain sebagainya.
Muhammad bin Abi al-Abbas Ar-Ramli dalam kitab Nihayat al-Muhtaj memasukkan pula masalah mengenakan kostum khusus yang mencerminkan berlebihan dalam bersedih. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa setiap ekspresi maupun aktifitas yang menimbulkan kesan bersedih secara mendalam dan tidak terima dengan ketentuan Allah adalah haram hukumnya.
ŁŁ ŁŁŲŁŲ±ŁŁ Ł (Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ²ŁŲ¹Ł ŲØŁŲ¶ŁŲ±ŁŲØŁ Ų§ŁŲµŁŁŲÆŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲŁŁŁŁŁ) ŁŁŲ“ŁŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŲØŁ ŁŁŁŁŲ“ŁŲ±Ł Ų“ŁŲ¹ŁŲ±Ł ŁŁŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŁ ŁŲ§ŲÆŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ£ŁŲ³Ł ŁŁŲ±ŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲŖŁ ŲØŁŲ„ŁŁŁŲ±ŁŲ§Ų·Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų ŁŁŁŁŲ°ŁŲ§ ŲŖŁŲŗŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ²ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŲ³Ł ŲŗŁŁŁŲ±Ł Ł ŁŲ§ Ų¬ŁŲ±ŁŲŖŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŲÆŁŲ©Ł ŲØŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ ŲÆŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŲÆŁ ŁŁŁ ŲŗŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§ŁŁ. ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲ„ŁŁ ŁŲ§Ł Ł ŁŁŲ§ŁŲ¶ŁŁŲ§ŲØŁŲ·Ł ŁŁŁ Ų°ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ¶ŁŁ ŁŁŁŁ Ų„ŲøŁŁŁŲ§Ų±Ł Ų¬ŁŲ²ŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ§Ų³ŁŲŖŁŲ³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŁŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲŁŲ±ŁŁŁ Ł
Artinya : Dan diharamkan meluapkan kesedihan dengan memukuli dada atau yang lain, seperti merobek saku, mengurai rambut, menghitamkan muka, membubuhkan debu diatas kepala, mengeraskan suara bahkan menjerit-jerit saat menangis, demikian pula mengganti kostum dan mengenakan sesuatu yang biasanya tidak dipakai. Hal ini sebagaimana dinukil oleh Ibn Daqiq al-āId dalam Ghayat al-Bayan. Al-Imam berkata; kriteria keharaman tersebut berlaku pada tiap-tiap aktifitas yang menunjukkan kesedihan secara mendalam yang dapat menghilangkan sikap tunduk dan rela (menerima) atas ketentuan Allah.
Saudara Saifuddin yang dimuliakan Allah. Dari uraian diatas dapat difahami bahwa mengenakan kostum khusus saat berduka atau takziyah sebagimana pertanyaan yang anda sampaikan tidak ada dasar perintahnya, bahkan perlu dihindari. Jadi pakailah kostum biasa saja yang sopan.
Bagi orang yang tertimpa musibah atau sedang berduka diperintahkan untuk bersabar serta memohonkan ampunan kepada Allah untuk yang meninggal, sementara para muāazziyin dan muāazziyat (orang-orang yang taāziyah) yang datang dianjurkan untuk menghibur keluarga yang sedang berkabung, bukan semakin menambah kesedihan apalagi sampai berlarut-larut dalam kedukaan. Wallahu aālam (Maftukhan)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua