Logo NU Online
Jatim Jateng Jabar Lampung Jakarta Kepri Banten Jombang
Sunday, 08 June 2025
Bahtsul Masail

Hukum Shalat Jumat di Negeri yang Mayoritas Non-Muslim

NU Online  Ā·  Jumat, 8 Juni 2018 | 03:00 WIB

Hukum Shalat Jumat di Negeri yang Mayoritas Non-Muslim

Ilustrasi (via sayidati.net)

Download PDF
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Redaksi Bahtsul Masail NU Online, perkenalkan saat ini saya mahasiswa yang sedang tinggal di negeri yang mayoritas non-Muslim. Saya bermaksud ingin menanyakan tentang kewajiban melaksanakan shalat Jumat bagi Muslim yang tinggal di negeri mayoritas non-Muslim dan jarak masjid yang melaksanakan shalat Jumat sangat jauh. Saat ini kami tinggal di negeri yang mayoritas non-Muslim, di kota tempat tinggal kami hanya ada 3 orang Muslim. Sebagai informasi, masjid yang menyelenggarakan shalat Jumat yang terdekat dengan kami mempunyai jarak kira-kira 191 km dan 309 km dari tempat tinggal kami. Saat ini biasanya kami menyelenggarakan shalat Jumat dengan 3 orang, tapi setelah shalat Jumat saya melaksanakan lagi shalat dhuhur. Yang saya tanyakan bagaimana hukumnya ibadah shalat Jumat kami dan apakah dengan kondisi kami tersebut, kami tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat Jumat? Terima kasih. Salam. (E susanto)

Jawaban
Waā€™alaikumus salam warahmatullahi wabarakaatuh,

Mas Susanto yang budiman, semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk menjalankan ibadah oleh Allah ļ·».

Salah satu ketentuan yang tidak bisa lepas dari pelaksanaan Jumat adalah jumlah jamaah yang menghadiri Jumat dan status kependudukannya. Menurut pendapat kuat dalam mazhab Syafiā€™i, standar minimal jamaah yang sah melaksanakan Jumat adalah 40 orang yang bertempat tinggal tetap (muqim mustauthin). Sehingga jika ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka shalat Jumat tidak sah.

Saat kondisi tidak terpenuhinya standar bilangan dan status kependudukan sebagaimana penjelasan di atas, wajib berjumatan di daerah tetangga yang terpenuhi syarat dan ketentuan tersebut. Namun kewajiban tersebut hanya berlaku bagi orang yang mendengarkan azan Jumat daerah tetangga dari tempat tinggalnya.

Guru besar ulama mazhab Syafiā€™i, Syaikhul Islam Zakariyya al-Anshari mengatakan:

ŁŲ„Ł† ŁƒŲ§Ł†ŁˆŲ§ Ų£Ł‚Ł„ Ł…Ł† Ų£Ų±ŲØŲ¹ŁŠŁ† Ų£Łˆ Ų£Ł‡Ł„ Ų®ŁŠŲ§Ł… Ł…Ų«Ł„Ų§ ŁˆŁ†ŲÆŲ§Ų” ŲØŁ„ŲÆ Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© ŁŠŲØŁ„ŲŗŁ‡Ł… Ł„Ų²Ł…ŲŖŁ‡Ł… ŁˆŲ„Ł† Ł„Ł… ŁŠŲØŁ„ŲŗŁ‡Ł… ŁŁ„Ų§ Ł„Ų®ŲØŲ± Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© Ų¹Ł„Ł‰ Ł…Ł† Ų³Ł…Ų¹ Ų§Ł„Ł†ŲÆŲ§Ų” Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų£ŲØŁˆ ŲÆŲ§ŁˆŲÆ ŲØŲ„Ų³Ł†Ų§ŲÆ Ų¶Ų¹ŁŠŁ Ł„ŁƒŁ† Ų°ŁƒŲ± Ł„Ł‡ Ų§Ł„ŲØŁŠŁ‡Ł‚ŁŠ Ų“Ų§Ł‡ŲÆŲ§ ŲØŲ„Ų³Ł†Ų§ŲÆ Ų¬ŁŠŲÆĀ 

ā€œBila mereka kurang dari 40 orang atau statusnya penduduk perkemahan, sementara azan tempat berlangsungnya Jumat sampai pada mereka, maka wajib bagi mereka untuk berjumatan (ke daerah tetangga tersebut), bila tidak terdengar azan, maka tidak wajib Jumat. Karena hadits Nabi, Jumat wajib atas orang yang mendengar azan. Hadits riwayat Abu Daud dengan sanad yang lemah, namun Imam al-Baihaqi menyebutkan dalil pendukung bagi hadits tersebut dengan sanad yang baik (hasan). (Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, halaman 263)

Mengacu pada pertanyaan di atas, jarak tempuh tempat shalat Jumat yang mencapai 191 km atau lebih-lebih 309 km, jelas tidak dapat terdengar azan di tempat penanya. Maka, tidak wajib bagi penanya untuk melaksanakan Jumat menurut pendapat yang kuat dalam mazhab Syafiā€™i. Kewajibannya adalah shalat dhuhur seperti biasanya.

Apabila pelaksanaan shalat Jumat sebagaimana dijelaskan penanya dilakukan oleh orang mukim yang bertempat tinggal tidak tetap, maka hal tersebut menambah ketidakabsahan Jumatan menurut pendapat kuat mazhab Syafiā€™i.

Hanya saja, bila melihat pertimbangan pandangan lain, ada solusi tetap boleh melaksanakan Jumat dengan mengikuti pendapat lain yang mengesahkan shalat Jumat dilakukan kurang dari 40 orang. Dari sisi jumlah minimal jamaah shalat Jumat, ada tiga pendapat lemah dalam mazhab Syafiā€™i, yaitu 12,4 dan 3 orang. Tiga pendapat itu meski berstatus qaul qadim imam Syafiā€™i (qaul Imam Syafiā€™i saat beliau masih di Iraq, di mana mayoritas tidak bisa dipakai), namun pendapat-pendapat tersebut telah didukung dan dikukuhkan oleh para Ashab, sehingga bisa diamalkan.

Kamudian dari sisi status kependudukan, ada pendapat lain dari mazhab Syafiā€™i yang mengesahkan Jumat dilakukan oleh orang yang bermukim, meski tidak bertempat tinggal tetap (muqim ghairu mustauthin), mereka tidak hanya sah melaksanakan Jumat, namun juga mengesahkan bagi jumat mereka sendiri.

Pertimbangan-pertimbangan di atas sangat mungkin dilakukan dan bahkan merupakan langkah yang terbaik, karena ada anjuran untuk berupaya melaksanakan Jumat saat masih memungkinkan melaksanakannya dengan mengikuti pendapat-pendapat lain (meski tidak sah menurut pendapat yang kuat), selanjutnya setelah menjalankan Jumat, dianjurkan untuk mengulang shalat dhuhur dalam rangka berhati-hati (ihtiyath).

Syekh Sayyid Abu Bakr bin Syatha mengatakan:

ŁˆŲ§Ł„Ų­Ų§ŲµŁ„ Ų£Ł† Ł„Ł„Ų“Ų§ŁŲ¹ŁŠ Ų±Ų­Ł…Ł‡ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŁŁŠ Ų§Ł„Ų¹ŲÆŲÆ Ų§Ł„Ų°ŁŠ ŲŖŁ†Ų¹Ł‚ŲÆ ŲØŁ‡ Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© Ų£Ų±ŲØŲ¹Ų© Ų£Ł‚ŁˆŲ§Ł„ Ł‚ŁˆŁ„ Ł…Ų¹ŲŖŁ…ŲÆ ŁˆŁ‡Łˆ Ų§Ł„Ų¬ŲÆŁŠŲÆ ŁˆŁ‡Łˆ ŁƒŁˆŁ†Ł‡ Ų£Ų±ŲØŲ¹ŁŠŁ† ŲØŲ§Ł„Ų“Ų±ŁˆŲ· Ų§Ł„Ł…Ų°ŁƒŁˆŲ±Ų© ŁˆŲ«Ł„Ų§Ų«Ų© Ų£Ł‚ŁˆŲ§Ł„ ŁŁŠ Ų§Ł„Ł…Ų°Ł‡ŲØ Ų§Ł„Ł‚ŲÆŁŠŁ… Ų¶Ų¹ŁŠŁŲ© Ų£Ų­ŲÆŁ‡Ų§ Ų£Ų±ŲØŲ¹Ų© Ų£Ų­ŲÆŁ‡Ł… Ų§Ł„Ų„Ł…Ų§Ł… ŁˆŲ§Ł„Ų«Ų§Ł†ŁŠ Ų«Ł„Ų§Ų«Ų© Ų£Ų­ŲÆŁ‡Ł… Ų§Ł„Ų„Ł…Ų§Ł… ŁˆŲ§Ł„Ų«Ų§Ł„Ų« Ų§Ų«Ł†Ų§ Ų¹Ų“Ų± Ų£Ų­ŲÆŁ‡Ł… Ų§Ł„Ų„Ł…Ų§Ł… ŁˆŲ¹Ł„Ł‰ ŁƒŁ„ Ų§Ł„Ų£Ł‚ŁˆŲ§Ł„ ŲŖŲ“ŲŖŲ±Ų· ŁŁŠŁ‡Ł… Ų§Ł„Ų“Ų±ŁˆŲ· Ų§Ł„Ł…Ų°ŁƒŁˆŲ±Ų© ŁŁŠ Ų§Ł„Ų£Ų±ŲØŲ¹ŁŠŁ† Ų„Ų° Ų¹Ł„Ł… Ų°Ł„Łƒ ŁŲ¹Ł„Ł‰ Ų§Ł„Ų¹Ų§Ł‚Ł„ Ų§Ł„Ų·Ų§Ł„ŲØ Ł…Ų§ Ų¹Ł†ŲÆ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų£Ł† Ł„Ų§ ŁŠŲŖŲ±Łƒ Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© Ł…Ų§ ŲŖŲ£ŲŖŁ‰ ŁŲ¹Ł„Ł‡Ų§ Ų¹Ł„Ł‰ ŁˆŲ§Ų­ŲÆ Ł…Ł† Ł‡Ų°Ł‡ Ų§Ł„Ų£Ł‚ŁˆŲ§Ł„ ŁˆŁ„ŁƒŁ† Ų„Ų°Ų§ Ł„Ł… ŲŖŲ¹Ł„Ł… Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© Ų£Ł†Ł‡Ų§ Ł…ŲŖŁˆŁŲ±Ų© ŁŁŠŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ų“Ų±ŁˆŲ· Ų¹Ł„Ł‰ Ų§Ł„Ł‚ŁˆŁ„ Ų§Ł„Ų£ŁˆŁ„ ŁˆŁ‡Łˆ Ų§Ł„Ł‚ŁˆŁ„ Ų§Ł„Ų¬ŲÆŁŠŲÆ ŁŁŠŲ³Ł† Ł„Ł‡ Ų„Ų¹Ų§ŲÆŲ© Ų§Ł„ŲøŁ‡Ų± ŲØŲ¹ŲÆŁ‡Ų§ Ų§Ų­ŲŖŁŠŲ§Ų·Ų§ ŁˆŁ„Ų§ ŁŠŲŖŲ±ŁƒŁ‡Ų§ ŁŁŠŲµŁ„ŁŠ Ų§Ł„ŲøŁ‡Ų± Ł„Ų£Ł†Ł‡ ŁŠŁŁˆŲŖŁ‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ Ų®ŁŠŲ± ŁƒŲ«ŁŠŲ±

ā€œSimpulannya, Imam Syafiā€™i memiliki empat pendapat dalam hal batas minimal jumlah jamaah shalat Jumat. Pedapat yang kuat, yaitu qaul jadid, yaitu 40 orang dengan syarat-syarat yang disebutkan, dan tiga pendapat lemah menurut qaul qadim, pertama 4 orang salah satunya imam, kedua 3 orang salah satunya imam, ketiga 12 orang salah satunya imam. Masing-masing pendapat itu juga berlaku syarat-syarat yang telah disebutkan seperti halnya jamaah jumat 40 orang. Jika hal tersebut diketahui, wajib bagi orang berakal yang mengharap pahala di sisi Allah untuk tidak meninggalkan Jumat selama memungkinkan melakukannya dengan mengikuti satu dari beberapa pendapat ini, hanya saja bila tidak diketahui jumatan tersebut memenuhi syarat menurut qaul pertama yaitu qaul jadid, maka sunah mengulangi shalat dhuhur setelahnya karena berhati-hati, tidak sebaiknya meninggalkan jumat dengan mencukupkan shalat dhuhur karena seseorang akan kehilangan kebaikan yang banyakā€. (Syekh Sayyid Abu Bakr bin Syatha, Jamā€™u al-Risalatain fi taā€™addudi al-Jumā€™atain, halaman 23)

Berkaitan dengan jamaah muqim yang tidak bertempat tinggal menetap dapat mengesahkan Jumat, Syekh Abu Ishaq al-Syairazi mengatakan:

ŁˆŁ‡Ł„ ŲŖŁ†Ų¹Ł‚ŲÆ ŲØŁ…Ł‚ŁŠŁ…ŁŠŁ† ŲŗŁŠŲ± Ł…Ų³ŲŖŁˆŲ·Ł†ŁŠŁ† ŁŁŠŁ‡ ŁˆŲ¬Ł‡Ų§Ł† Ł‚Ų§Ł„ Ų£ŲØŁˆ Ų¹Ł„ŁŠ ŲØŁ† Ų£ŲØŁŠ Ł‡Ų±ŁŠŲ±Ų© ŲŖŁ†Ų¹Ł‚ŲÆ ŲØŁ‡Ł… Ł„Ų§Ł†Ł‡ ŲŖŁ„Ų²Ł…Ł‡Ł… Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© ŁŲ§Ł†Ų¹Ł‚ŲÆŲŖ ŲØŁ‡Ł… ŁƒŲ§Ł„Ł…Ų³ŲŖŁˆŲ·Ł†ŁŠŁ† ŁˆŁ‚Ų§Ł„ Ų£ŲØŁˆ Ų„Ų³Ų­Ų§Ł‚ Ł„Ų§ ŲŖŁ†Ų¹Ł‚ŲÆ ŲØŁ‡Ł… Ł„Ų§Ł† Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… Ų®Ų±Ų¬ Ų„Ł„Ł‰ Ų¹Ų±ŁŲ§ŲŖ ŁˆŁƒŲ§Ł† Ł…Ų¹Ł‡ Ų£Ł‡Ł„ Ł…ŁƒŲ© ŁˆŁ‡Ł… ŁŁŠ Ų°Ł„Łƒ Ų§Ł„Ł…ŁˆŲ¶Ų¹ Ł…Ł‚ŁŠŁ…ŁˆŁ† ŲŗŁŠŲ± Ł…Ų³ŲŖŁˆŲ·Ł†ŁŠŁ† ŁŁ„Łˆ Ų§Ł†Ų¹Ł‚ŲÆŲŖ ŲØŁ‡Ł… Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© Ł„Ų£Ł‚Ų§Ł…Ł‡Ų§

ā€œApakah dapat mengesahkan jumat orang mukim yang tidak bertempat tinggal menetap, ada dua pendapat. Abu Ali bin Abi Hurairah mengatakan sah, karena mereka sah melakukan jumat, sehingga mengesahkan pula jumat mereka sebagaimana mukim yang bertempat tinggal menetap. Dan Abu Ishaq mengatakan mereka tidak bisa mengesahkan, karena Nabi keluar menuju Arafah beserta penduduk Mekah, mereka mukim namun tidak bertempat tinggal menetap (dan kenyataannya Nabi tidak mendirikan Jumat), seandainya bisa mengesahkan, maka tentunya Nabi mendirikan Jumat bersama mereka. (Abu Ishaq al-Syirazi, al-Muhadzab, juz.1, halaman 110)

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Simpulannya, apa yang sudah dilakukan penanya dengan tetap menjalankan Jumat dan mengulang shalat dhuhur setelahnya merupakan langkah yang sudah sangat tepat dan terbaik sepanjang sesuai dengan penjelasan di atas (minimal dilakukan 3 orang). Semoga penanya dan segenap rekan Jumatnya selalu diberi keistiqamahan untuk menjalankannya. (M. Mubasysyarum Bih)

: Mahbib Khoiron

Editor: Mahbib Khoiron

Terkait

Bahtsul Masail Lainnya

Lihat Semua
Hukum Ikut Shalat Jamaah namun Beda Niat dengan Imam
Bahtsul Masail

Hukum Ikut Shalat Jamaah namun Beda Niat dengan Imam

Kamis, 29 Mei 2025 | 09:00 WIB
Berkurban Hewan Kecil Secara Kolektif di Sekolah, Apakah Sah?
Bahtsul Masail

Berkurban Hewan Kecil Secara Kolektif di Sekolah, Apakah Sah?

Kamis, 15 Mei 2025 | 07:00 WIB
Patungan Kurban dengan Harga Sapi Berbeda, Bolehkah? Ini Hukum dan Penjelasan Lengkap Menurut Islam
Bahtsul Masail

Patungan Kurban dengan Harga Sapi Berbeda, Bolehkah? Ini Hukum dan Penjelasan Lengkap Menurut Islam

Senin, 12 Mei 2025 | 09:00 WIB
Cara Mengetahui Darah Haid Berhenti sesuai Syariat Islam
Bahtsul Masail

Cara Mengetahui Darah Haid Berhenti sesuai Syariat Islam

Rabu, 23 April 2025 | 16:00 WIB
Takbir Lebaran Pakai MP3 atau Video: Apakah Tetap Berpahala dan Sah dalam Islam?
Bahtsul Masail

Takbir Lebaran Pakai MP3 atau Video: Apakah Tetap Berpahala dan Sah dalam Islam?

Ahad, 30 Maret 2025 | 16:15 WIB
Bersetubuh Saat Puasa Ramadhan Tanpa Tahu Hukumnya: Apakah Wajib Kafarat? Begini Penjelasan Lengkapnya!
Bahtsul Masail

Bersetubuh Saat Puasa Ramadhan Tanpa Tahu Hukumnya: Apakah Wajib Kafarat? Begini Penjelasan Lengkapnya!

Sabtu, 29 Maret 2025 | 22:30 WIB
Bolehkan Tayamum Karena Cuaca Dingin Ekstrem? Ini Penjelasannya dalam Islam
Bahtsul Masail

Bolehkan Tayamum Karena Cuaca Dingin Ekstrem? Ini Penjelasannya dalam Islam

Kamis, 20 Maret 2025 | 16:00 WIB
Minum saat Salah Duga Waktu Sahur Bulan Ramadhan, Apa yang Harus Dilakukan?
Bahtsul Masail

Minum saat Salah Duga Waktu Sahur Bulan Ramadhan, Apa yang Harus Dilakukan?

Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:00 WIB