Warta

Ziarah Kubur Sambut Ramadhan dan Lebaran, Tradisi dan Keuntungan

Ahad, 16 Agustus 2009 | 04:07 WIB

Jakarta, NU Online
Sudah menjadi semacam tradisi yang lumrah jika menjelang bulan suci Ramadhan sejumlah taman pemakaman umum di Ibu Kota Jakarta, menjadi lebih ramai didatangi oleh para peziarah ketimbang waktu biasanya.

Di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Pasar Baru Barat, Jakarta Pusat misalnya, semenjak 9 Agustus lalu, TPU yang memiliki jumlah makam sebanyak 28 ribu makam tersebut sudah mulai dipadati oleh para peziarah yang datang untuk mendoakan sanak keluarganya yang telah tiada.<>

Bahkan, menjelang bulan Ramadhan, jumlah peziarah yang datang ke TPU tersebut setiap harinya semakin bertambah. Hal ini, menurut Kepala TPU Karet Pasar Baru Barat, M Haris, dikarenakan selain telah menjadi tradisi di kalangan umat Islam, ziarah kubur menjelang bulan Ramadhan juga telah menjadi semacam budaya dan rutinitas dikalangan umat Islam yang harus dilaksanakan.

Karenanya tidak heran menjelang pelaksanaan ibadah puasa jumlah peziarah ke TPU meningkat tajam. "Kalau di agama Muslim, (ziarah kubur) ini sudah menjadi tradisi menjelang puasa dan hari raya Idul Fithri.

Selain itu sudah menjadi rutinitas dan sudah membudaya," ujarnya kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya di TPU Karet Pasar Baru Barat, Jakarta, Jumat (14/8).

Kenaikan jumlah peziarah di TPU yang dikepalainya itu, menurutnya, dapat dilihat dari perbandingan jumlah peziarah yang datang pada hari-hari biasa dengan jumlah peziarah yang datang pada hari-hari menjelang datangnya bulan Ramadhan.

"Kalau hari-hari biasa paling puluhan. Tapi kalau hari menjelang Ramadhan meningkat. Misalnya 2 minggu belakangan ini. Hari masuk kerja saja bisa sampai 500 lebih peziarah yang datang. Kalau hari libur Sabtu, Minggu itu bisa 1500 sampai 5000 orang sehari," katanya seperti dilansir kompas.com.

Menurut prediksinya, jumlah peziarah yang datang ke TPU-nya akan terus menerus bertambah hingga 21 Agustus mendatang. Karenanya puncak jumlah kedatangan para peziarah, menurutnya, akan terjadi pada 21 Agustus besok.

"Mungkin puncaknya nanti 21 Agustus 2009, hari Jumat. Karena hari Sabtunya (22 Agustus 2009) sudah puasa," katanya.

Untuk mengantisipasi keamanan di TPU tersebut, enam orang petugas keamanan yang terdiri dari 2 orang aparat kepolisian setempat, ditambah dengan 2 orang petugas polisi pamong praja dan 2 petugas keamanan internal TPU, menurutnya, telah disiagakan di TPU yang memiliki luas 6,8892 hektar.

Ziarah untuk mengenalkan anak cucu ke almarhum

Sementara itu, selain sudah menjadi tradisi di dalam keluarga, ziarah kubur, diakui salah seorang peziarah, Togav (49), merupakan salah satu alat baginya untuk dapat berkomunikasi dengan sang ayah, almarhum dr Mahyudin, yang telah meninggal sejak tahun 1995 lalu. Selain itu, ziarah kubur juga, menurutnya, adalah salah satu sarana bagi keluarga besarnya untuk mengenalkan dan mengingatkan anak dan cucu kepada sang kakek yang telah tiada.

Karenanya ziarah kubur sebelum bulan Ramadhan dan saat hari lebaran, menurutnya, sesuatu yang wajib dilakukan dikeluarganya. "Ziarah menjelang Ramadhan dan saat lebaran mesti datang karena buat ingetin anak-anak, cucu-cucu, bahwa ada kuburan kakeknya di sini," ujarnya.

Meski demikian ia mengaku tidak hanya saat menjelang Ramadhan dan saat hari Lebaran saja dirinya dan keluarga melakukan ziarah kubur. Jika waktu dan saatnya tepat ia dan keluarga, menurutnya, pasti berziarah ke makam ayah yang dicintainya itu.

Lain Togav lain pula Yohaniza. Perempuan berusia 60 tahun ini mengaku hampir seminggu sekali berziarah ke makam suami dan anaknya. Padahal, sebelum anaknya yang bernama Chairul Arzian meninggal pada November 2008 lalu, ia mengaku telah jarang berziarah ke makam suaminya yang meninggal pada 1979.

Namun. pasca kepergian anak yang dicintainya itu, ia menjadi sering berziarah kembali. "Lagi pula anak saya dan suami saya makamnya bersebelahan. Jadi sekali ziarah sekalian buat dua-duanya," katanya.

Penghasilan pedagang meningkat

Ramainya jumlah peziarah ternyata membawa angin segar bagi para pedagang di lokasi TPU. Pasalnya pendapatan yang diperoleh para pedagang tersebut drastis bertambah.

Erlina (35) seorang pedagang bunga untuk keperluan ziarah di TPU tersebut mengaku, pendapatan yang diperolehnya beberapa waktu belakangan menjelang Ramadhan mengalami perubahan, dalam sehari ia mengaku dapat mengantongi Rp 300 ribu. Padahal pada hari biasa penjualan bunga untuk keperluan ziarah paling besar hanya sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per harinya.

"Tahun kemarin malahan 1 minggu pernah dapat sampai Rp 1,7 juta, padahal harga perkantong (bunga) enggak dinaikin. Tetap Rp 2500 per kantong," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Kholid (42). Penjual kerak telor ini mengaku rela meninggalkan tempat biasa ia mangkal di salah satu Mall di Jakarta, demi untuk berjualan di area TPU Karet Pasar Baru Barat pada saat menjelang bulan Ramadhan.

Pasalnya, jumlah pendapatan yang didapatkannya saat berjualan di area TPU menjelang bulan suci umat Islam itu jauh lebih besar ketimbang ia berjualan di tempat biasa ia mangkal. "Kalau di tempat biasa satu hari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu, tapi kalau di sini (TPU) kalau lagi ramai Rp 500 ribu dapat," ujarnya. (mad)


Terkait