Pengurus Pusat Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU bersama grup musik religi Ki Ageng Ganjur dari Yogyakarta dan sederetan artis Ibukota, akan melakukan Tour Show ke Timur Tengah yakni ke Qatar dan Uni Emirat Arab pada 20 Oktober hingga 1 November 2009 mendatang.
Tour ini bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pemasaran Departeman Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan didukung sepenuhnya oleh Western Union. Secara tehnis kegiatan ini ditangani oleh PT Arzast Media Utama (Arzast Productions).<>
Dalam missi kebudayaan ke Timur Tengah kali ini, kelompok music Ki Ageng Ganjur akan mengiringi artis-artis ibu kota; Evi Tamala, Mell Shandy, dan Andi Riff. Para artis ini akan membawakan beberapa lagu yang beraliran rock, pop, dangdut, Arabian, Melayu dengan berbagai macam aransemen mulai yang,tradisional sampai modern.
Selain melaksanakan pagelaran dan konser musik, juga akan dilaksanakan jumpa fans yang akan di ikuti oleh para artis dengan masyarakat Indonesia yang ada di Qatar dan EUA. Selain itu juga dilakukan dialog mengenai seni dan budaya Indonesia dengan beberapa tokoh dan seniman yang ada di Qatar dan UEA.
Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam missi kebudayaan Ki Ageng Ganjur kali ini, kata Zastrow dalam konferensi pers di PBNU, Sabtu (17/10) bersama Ketua PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Sekjen Lesbumi M. Dienaldo didampingi Andy Riff dan Mel Shandy yang turut dalam konser ini.
Pertama, untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Indonesia yang bekerja di Timur Tengah Khususnya Qatar dan UEA. Dengan pagelaran ini diharapkan dapat mengobati kerinduan para pekerja terhadap kampung halaman dan tanah air tercinta. Selain, melalui kegiatan ini, dapat menjaga solidaritas dan rasa kebangsaan sebagai warga bangsa Indonesia.
Missi kedua adalah untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia, khususnya seni religi, di kalangan masyarakat internasioanal, khususnya yang berada di Timur Tengah. Sebagai bangsa yang religious, Indonesia memiliki khazanah seni dan budaya yang sangat beragam.
”Khazanah kebudayan ini kurang dikenal secara baik di kalangan masyarakat Internasioanal. Melalui pagelaran ini diharapakan publik internasional bisa melihat dan mengenal khazanah seni dan budaya Indonesia, khususnya seni yang bernuansakan religi. Dengan demikian kesan negatif terhadap Islam Indonesia akan dapat diminimalisir, sehingga bisa menarik para wisatawan untuk datang ke Indonesia,” kata Zastrow. (nam)