Surabaya, NU Online
Warga IJABI (Ikatan Keluarga Besar Jamaah Ahlul Bait Indonesia) yang menganut aliran Syi’ah diminta pemimpinnya untuk belajar mengenai sejarah Islam kepada para kiai Nahdlatul Ulama (NU).
“Warga IJABI Jawa Timur boleh mohon kepada beliau-beliau untuk mengajarkan sirah (sejarah) kepada kalian,” kata Prof Dr H Djalaluddin Rahmat, Ketua Dewan Syuro IJABI Pusat di sela-sela pelantikan PD IJABI Sampang di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis (14/6) lalu.
<>Di tengah sambutannya, Kang Jalal mempertegas kembali pernyataannya itu dalam bentuk perintah. “Tapi jangan mendebat beliau dalam hal sejarah, kecuali punya data yang lebih kuat,” lanjut Kang Jalal yang langsung disambut tawa hadirin.
Dalam kesempatan itu pakar komunikasi Universitas Padjajaran Bandung itu kembali menegaskan kepada keluarga besar IJABI untuk selalu menjaga ukhuwah islamiyah. Tidak boleh di antara mengedepankan emosi dalam mengemban dakwah. Ia mengisahkan tertang permulaan perang antara kelompok Saiyidina Ali dengan kelompok Mu’awiyah, yang saat itu pihak Ali dalam kondisi benar-benar sangat terpaksa.
Dikatakan, dalam berbagai peperangan, Ali tidak pernah memiliki sifat ragu. Hanya ketika menghadapi kelompok Mu’awiyah itulah Ali merasa bimbang, karena yang dihadapi sama-sama kaum muslimin. Namun karena keterpaksaan belaka, akhirnya kelompok Ali mempertahankan diri.
“Keluarga besar IJABI harus mengedepankan pengajaran ketimbang peperangan. Ini ajaran Ahlul Bait. Sampaikan selalu salam perdamaian lewat sorot mata kita,” tandas Kang Jalal.
Sementara itu KH Imam Ghozali Said, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Jemur, Wonosari, Surabaya, yang duduk di samping Kang Jalal, menyambut baik ajakan itu. Ia mempersilahkan kepada warga IJABI untuk belajar sejarah di pesantren asuhannya. Kritikus sejarah Islam itu menyampaikan, belajar sejarah Islam bernilai sangat penting, sebab banyak cerita berbeda, meski kadang berasal dari kitab yang sama.
“Biasanya perbedaan itu diambil sisi buruknya oleh mereka yang tidak senang Islam, untuk menghantam Islam dari dalam,” tegas Wakil Rais Syuriah PCNU Surabaya itu.
Sekerataris DPD IJABI Jawa Timur, Drs Ali Sibromalisi, menyambut baik tawaran Kang Jalal dan Imam Ghozali tersebut. Sedangkan soal pelantikan PD IJABI Sampang yang digelar di Surabaya, menurut Ali, karena IJABI di Sampang dalam kondisi tidak aman. Banyak kiai setempat merasa keberatan.
Hadir dalam pelantikan itu antara lain Drs H Furqon Buchori (Ketua Tanfidziyah IJABI Pusat), Ibu Nike Djalal (Sekjen), serta Ketua PD Lamajang dan Malang.
Di akhir sesi tanya jawab, kembali Kang Jalal meminta kepada Ijabiyin (sebutan untuk anggota IJABI) untuk tetap menjaga kehormatan kaum muslimin. Kalau sampai mereka disakiti pihak lain, sebaiknya menggunakan jalur hukum dengan lapor kepada keamanan. Tidak boleh main hakim sendiri dengan membalas gangguan itu. (sbh)