Warta

Ulama Muslim (Ekstrim) Dilarang Ke London

Jumat, 15 Juli 2005 | 14:47 WIB

London, NU Online
Ulama Islam yang dinilai dan dianggap ekstrim oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya dilarang memasuki Inggris sesuai dengan undang-undang anti-teroris baru, demikian laporan koran setempat, Jumat.
    
Menteri Dalam Negeri Inggris Charles Clarke memanfaatkan tinjauan kekuasaannya untuk mengusir dan mendeportasi orang-orang yang dianggap dapat menyulut terorisme, demikian tulis Daily Telegraph.
    
Ditambahkan, penganut paham radikal semisal Yusuf al-Qhardowi, ulama kelahiran Mesir yang mengunjungi Inggris dari rumahnya di Qatar dan yang mendukung aksi peledakan bom bunuh diri dalam konflik Palestina-Israel, harus dihentikan masuk ke Inggris.
    
Kekuasaan-kekuasaan baru (Departemen Dalam Negeri Inggris) secara khusus ditujukan pada ulama Islam yang menyemangati pemuda Muslim Inggris yang tidak puas dan berpotensi menjadi pembom bunuh diri, demikian tulis Telegraph.
    
Siapapun yang mencoba memasuki Inggris yang sebelumnya diusir dari Amerika Serikat atau Uni Eropa, dengan segera kasusnya (baik pria maupun wanita) akan dirujuk ke Mendagri Clarke untuk diputuskan.
    
Kantor Perdana Menteri Tony Blair menjelaskan bahwa pengusiran itu akan dilakukan secara otomatis jika dipertimbangkan bahwa masuknya seseorang "tidak akan kondusif bagi kebaikan masyarakat", demikian koran tersebut.
    
Kabinet Inggris memberi kewenangan untuk melipatgandakan upaya diplomatik guna mencapai kesepakatan dengan sejumlah negara Afrika Utara sehingga Inggris dapat mengirim pembuat keonaran itu kembali ke negara asal mereka, demikian ditambahkan.
    
Inggris saat ini tidak dapat mendeportasi siapapun ke negara yang dia (laki-laki atau wanita) dapat menjadi subyek terhadap perlakuan kejam atau melampaui kemanusiaan dan upaya-upaya mengirim mereka kembali dihambat oleh keputusan pengadilan.
    
Kendati demikian, sejumlah menteri yakin bahwa hakim-hakim mungkin lebih siap menyetujui perintah-perintah deportasi jika kesepakatan dapat membuat mereka yang harus dideportasi, tidak akan dianiaya atau dipenjarakan ketika mereka dikirim kembali ke negara semula, demikian koran tersebut.
    
Berbicara kepada parlemen hari Rabu, Blair mengajukan langkah-langkah mencakup pengetatan masuk dan prosedur deportasi untuk memerangi apa yang disebut "ideologi iblis" yang dianut para pelaku pemboman bunuh diri.
    
"Kami memantau bagaimana pengetatan prosedur untuk mengusir orang-orang yang masuk Inggris Raya yang mungkin menyulut kebencian atau melakukan tindakan yang berlawanan dengan kebaikan masyarakat, dan bagaimana kami mendeportasi orang-orang semacam itu, jika mereka datang ke sini, jauh lebih mudah," kata Blair. (atr/Dt/cih)


Terkait