Warta

UIN Adakan Konferensi Islam Internasional

Kamis, 25 September 2003 | 16:03 WIB

Jakarta, NU Online
Islam memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dunia dengan menghasilkan temuan-temuan baru yang bisa merubah keadaan dunia menjadi lebih baik, dan hal tersebut harus terus dipertahankan.

Untuk itulah Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Rabitah Jamiat Islmiyah mengadakan konferensi internasional untuk mengevaluasi dan mengkonseptualisasikan kembali metode yang digunakano oleh dunia muslim saat ini dan memperbaharui komitmen mereka untuk mengembangkan ilmu dan peradaban Islam di masa depan yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 September 2003 di Jakarta.

<>

Ketua Organizing Committee Dr. Amany Lubis mengatakan bahwa konferensi ini memiliki tema besar Islam dan Metodologi Ilmiah dan akan membahas masalah dan prospek intelektual muslim dalam tradisi intelektual mereka. Selain itu juga untuk melihat kemungkinan untuk meningkatkan jaringan, dan kolaborasi antara universitas dalam meningkatkan peran mereka dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

Tema yang diangkat dalam konfernsi tersebut meliputi: posisi pengetahuan dalam tradisi Islam dan Barat, kontribusi muslim dalam pengembangan metode ilmiah dan aplikasinya dalam ilmu dan teknologi, epistimologi dalam Islam dan Barat, kontribusi muslim dalam ilmu alam, kepeloporan ilmuwan muslim dalam pengembangan ilmu sosial dan humaniora, kontribusi muslim dalam fisika dan matematika, dan universitas Islam dan peran mereka dalam pengembangan metode ilmiah.

Di antara beberapa pembicara penting yang hadir adalah Prof Dr. Ja’far Abdussalam, Prof Dr. Abdullah Hasan Ali, Prof Dr As’ad al-Sahramani, Dr. Johan H. Meuleman, dan dari indonesia melibatkan Menag Prof. Dr. Said Agil Al Munawaar, Mendiknas Prof. Dr. Malik Fadjar, Prof. Dr. Qodri Azizi, dll.

Sekretaris Panitia Dr. M. Syairozi Dimyati mengatakan bahwa konferensi ini akan ditindaklanjuti dengan konferensi mengenai tentang pengembangan kurikulum yang akan diadakan di Beirut pada bulan April 2004 mendatang.

Konferensi ini sendiri diikuti oleh 190 peserta dengan 26 pembicara yang datang dari 6 negara yang berasal dari Mesir, Saudi Arabia, Sudan, Libanon, Belanda, dan Indonesia.(mkf)


Terkait